Senin 22 May 2023 16:20 WIB

Doa Penutup Majelis dan Keutamaannya

Dianjurkan membaca doa penutup majelis saat mengakhiri pertemuan.

Rep: Andrian Saputra/ Red: Muhammad Hafil
Doa Penutup Majelis dan Keutamaannya. Foto:   Suasana rapat paripurna di DPRD Surabaya. (Ilustrasi)
Foto: Antara/M Risyal Hidayat
Doa Penutup Majelis dan Keutamaannya. Foto: Suasana rapat paripurna di DPRD Surabaya. (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --Ketika mengakhiri setiap perkumpulan dianjurkan untuk membaca doa kafaratul majelis. Doa ini bukan saja dapat dibaca untuk menutup majelis ta'lim, namun bisa juga dibaca untuk menutup perkumpulan-perkumpulan seperti rapat antar warga dan lain sebagainya. Berikut doa kafaratul majelis: 

سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ رَبِّي وَبِحَمْدِكَ لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوبُ إِلَيْكَ 

Baca Juga

Subhanallah Allahumma robbiy wabihamdika laa ilaaha Illa anta astagfiruka wa atuubu ilaika

Artinya: "Maha suci Engkau, ya Allah wahai rabbbku, dan dengan memuji-Mu, tiada Ilah selain Engkau, aku memohon ampun kepada-Mu dan bertaubat kepada-Mu,"

Lalu mengapa dianjurkan membaca doa kafaratul majelis? Yakni agar setiap ilmu yang diperoleh dari majelis tersebut, setiap gagasan dan tujuan baik dari perkumpulan tersebut mendapat keberkahan dan ridho dari Allah SWT. 

Selain itu sebagaimana dalam kitab Al Adzkar karya Muhyiddin Abi Zakariya Yahya bin Syaraf An-Nawawi menukil  hadits shahih riwayat At-Tirmidzi menjelaskan bahwa siapa yang membaca doa ini sebelum ia berdiri dari tempat duduknya maka seluruh kesalahan selama dalam majelis tersebut terampuni. 

Kelak orang-orang yang telah meninggal akan diperlihatkan tempat-tempat yang menjadi kebiasaannya berkumpul bersama teman-temannya. 

Bila dia biasa menghadiri majelis-majelis ta'lim, zikir, sholawat, dan bergaul dengan orang-orang saleh serta dekat para ulama akan merasa bahagia ketika telah meninggal. Ia akan diperlihatkan majelis-majelis yang pernah diikutinya kemudian di perlihatkan teman-teman yakni orang-orang saleh yang selalu bersamanya dalam mendekatkan diri kepada Allah. 

Ia mendapati dirinya bersama orang-orang  yang pada masa di dunia senantiasa menimba ilmu, berzikir, bersolawat dan dekat dengan ulama serta orang saleh. 

Sebaliknya para ahli maksiat, akan merasa sedih. Sebab ketika telah meninggal, di tampakkan padanya tempat maksiat yang sering dia kunjungi. Ditampakkan juga padanya teman-temannya yang sering bersamanya dalam rangka bermaksiat. 

Orang-orang yang ketika hidup di dunianya biasa berkumpul dengan para ahli maksiat, dan dia pun berkumpul dalam rangka mengikuti maksiat itu, bukan untuk meluruskan para pelaku maksiat, maka kelak ketika telah meninggal dia akan mendapati kesedihan pada dirinya sebab orang-orang di sekelilingnya adalah golongan ahli maksiat. Sebagaimana dijelaskan Imam Qurthubi dalam kitab at Tadzkirah menukil keterangan Ibnu Mubarak: 

وروى ابن المبارك وسفيان عن ليث عن مجاهد قال: ما من ميت إلا يعرض عليه أهل مجالسه الذين كان يجالس إن كانوا أهل لهو فأهل اللهو ، وإن كانوا أهل ذكر فأهل ذكر

Dan diriwayatkan oleh Ibnu Mubarak dan Sufyan dari Laits dari Mujahid, dia berkata: "Tidaklah orang yang telah meninggal kecuali akan diperlihatkan keadaan tempat berkumpulnya dan teman yang diikutinya saat di dunia. Jika tempat berkumpul yang diikutinya adalah tempat yang lalai, maka ia termasuk golongan orang yang lalai. Apabila tempat kumpul yang diikutinya itu adalah majelis yang selalu berzikir mengingat Allah, maka dia termasuk golongan orang-orang yang berzikir. 

 

 

 

 

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement