Senin 22 May 2023 18:04 WIB

Polri Diminta Jaga Tren Positif Kepercayaan Publik

Setelah terpuruk, citra Polri mulai membaik.

Rep: Febrianto Adi Saputro/ Red: Joko Sadewo
Berdasar survei yang dilakukan Litbang Kompas, kepercayaan terhadap Polri mulai membaik. Sebelumnya citra Polri terjun bebas tekena dampak kasus Ferdy Sambo maupun Teddy Minahasa. Foto ilustrasi  terdakwa mantan Kapolda Sumatera Barat, Irjen Pol Teddy Minahasa  usai mendengarkan pembacaan vonis oleh majelis hakim dalam sidang pembacaan vonis di Pengadilan Negeri Jakarta Barat, Selasa (9/5/2023).
Foto: Republika/Thoudy Badai
Berdasar survei yang dilakukan Litbang Kompas, kepercayaan terhadap Polri mulai membaik. Sebelumnya citra Polri terjun bebas tekena dampak kasus Ferdy Sambo maupun Teddy Minahasa. Foto ilustrasi terdakwa mantan Kapolda Sumatera Barat, Irjen Pol Teddy Minahasa usai mendengarkan pembacaan vonis oleh majelis hakim dalam sidang pembacaan vonis di Pengadilan Negeri Jakarta Barat, Selasa (9/5/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tren kepercayaan publik terhadap institusi Polri terus alami peningkatan.Anggota Komisi III DPR RI, Cucun Ahmad Syamsurijal, meminta agar Polri menjaga tren positif tersebut.

Citra Polri terus menunjukkan perbaikan setelah sempat terpuruk di angka 42 persen pada Oktober 2022 lalu. Dalam survei terbaru Litbang Kompas menunjukkan jika kepercayaan publik kepada Polri kini berada di angka 61,6 persen.

"Polri memang terus melakukan upaya memperbaiki kinerja yang berimbas pada peningkatan kepercayaan publik. Hal ini tentu kita apresiasi dan berharap bahwa tren ini terus dijaga sehingga visi Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo mewujudkan Polisi Presisi benar-benar terealisasi di lapangan,” kata Cucun kepada Republika, Senin (22/5/2023).

Institusi Polri sempat diterpa berbagai kasus hukum seperti kasus pembunuhan Bharada E, kasus Kanjuruhan, dan kasus keterlibatan perwira tinggi Polri sebagai bandar narkoba yang menjadi salah satu pemicu turunnya kepercayaan publik.  Politikus PKB tersebut mengatakan publik melihat upaya kesungguhan Kapolri dan jajarannya dalam memperbaiki kinerja setelah rentetan kasus yang mendorong institusi Polri ke titik nadir.

“Tapi publik juga bisa melihat kesungguhan Kapolri dan jajarannya untuk menuntaskan kasus-kasus tersebut ke ranah hukum sehingga para pelaku mendapatkan hukuman setimpal,” ujarnya.

Ketua Fraksi PKB DPR RI ini menggarisbawahi aspek humanis yang menjadi salah satu faktor peningkatan kepercayaan publik kepada institusi Polri. Menurutnya aspek inilah yang harus terus dijaga sehingga publik benar-benar merasa jika Polri memang mengayomi dan melindungi masyarakat.

“Kehadiran Polri yang mengedepankan aspek humanis dalam pengamanan selama lebaran sehingga arus mudik dan balik tahun 2023 menjadi aman serta berkesan ditangkap Litbang Kompas sebagai faktor kunci meningkatnya kepercayaan publik. Aspek humanis inilah yang harus muncul dalam bentuk layanan-layanan lainnya,” tuturnya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement