REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Direktur Utama Bank Syariah Indonesia (BSI), Bob Tyasika Ananta mengatakan, BSI telah berkomitmen untuk memperkuat keamanan siber dengan menganggarkan belanja modal atau capital expenditure (capex) IT sebesar Rp 580 miliar. Hal tersebut disampaikan Bob dalam konferensi pers usai Rapat Umum Pemegang Saham Terbatas (RUPST) BSI yang diikuti secara daring, Senin (22/5/2023) sore.
"Kami (BSI) berkomitmen di digitalisasi dan keamanan data, untuk meningkatkan keamanan di digital IT, kami menganggarkan untuk IT Rp 580 miliar, ini dua kali lipat lebih besar dari sebelumnya," ujarnya.
Sepanjang tahun 2022 yang merupakan tahun kedua BSI beroperasi, perseroan mencatat kinerja yang solid dan impresif. Laba bersih BSI tercatat mencapai Rp 4,26 triliun atau tumbuh 40,68 persen secara year on year (yoy).
Dari sisi bisnis intermediasi, realisasi penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) naik 12 persen (yoy) menjadi Rp 261,49 triliun. Adapun, realisasi penyaluran pembiayaan tumbuh 21 persen (yoy) menjadi Rp 208 triliun.
BSI juga mencatat penurunan rasio pembiayaan bermasalah atau non performing financing (NPF). NPF gross BSI pada 2022 berada di level 2,42 persen, turun dari 2,93 persen pada tahun sebelumnya. NPF nett juga susut menjadi 0,57 persen.
Sedangkan pencadangan yang digambarkan melalui NPF Coverage naik dari 148,87 persen menjadi 183,12 persen. Capaian yang impresif di tahun kedua kelahiran BSI merupakan hasil kerja yang solid dan strategi respon yang tepat (strategic response) di tengah berbagai tantangan ekonomi pada 2022.