REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ampunan Allah SWT sangat besar bagi setiap hambaNya yang bertobat. Sekalipun hamba tersebut mempunyai banyak dosa, asalkan melakukan tobat yang sungguh-sungguh dan melakukan perbaikan serta memperbanyak mengerjakan amal kebaikan, maka dosa-dosa yang pernah dilakukan terhapus sebab maghfirah dan rahmat Allah SWT yang luas.
Maka dari itu selagi ajal belum datang, janganlah berputus asa untuk menggapai ampunan dan Rahmat Allah. Sebab ketika telah sampai ajal, penyesalan dan tobat atas setiap kesalahan tak akan berarti. Sebagaimana Fir'aun, yang ketika ajal telah sampai dikerongkonganya, ia baru mengaku percaya pada kerasulan nabi Musa, namun itu semua tak berarti. Fir'aun mati sebagai manusia yang paling dilaknat. Kelak Fir'aun dan para pengikutnya akan menerima azab yang keras di neraka.
Imam Qurthubi dalam kitab at Tadzkirah menukil sebuah hadits tentang besarnya peluang tobat bagi setiap orang sebelum datangnya ajal.
إن الله يقبل توبة العبد ما لم يغرغر (خرجه التركي).
Dalam hadits lain disebutkan bahwa: Allah selalu menerima tobat seseorang, sebelum nyawa sampai di kerongkongan. (HR at Tirmidzi).
Imam Qurthubi pun memberi penjelasan tentang hadits tersebut, menurutnya ketika ajal seseorang telah datang sampai pada kerongkongan, maka tak berguna tobatnya seseorang tersebut. Ia menjelaskan ketika ajal telah sampai pada kerongkongan, maka seseorang tersebut akan melihat balasan-balasan yang akan diperolehnya apakah berupa rahmat atau justru berupa kehinaan. Dan ketika sampai pada fase itu, tobatnya tak berguna lagi.
Sebagaimana firman Allah SWT dalam Alquran surat Al Mu'min ayat 85
فَلَمْ يَكُ يَنْفَعُهُمْ إِيمَانُهُمْ لَمَّا رَأَوْا بَأْسَنَا ۖ سُنَّتَ اللَّهِ الَّتِي قَدْ خَلَتْ فِي عِبَادِهِ ۖ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْكَافِرُونَ
Maka iman mereka tiada berguna bagi mereka tatkala mereka telah melihat siksa Kami. Itulah sunnah Allah yang telah berlaku terhadap hamba-hamba-Nya. Dan di waktu itu binasalah orang-orang kafir.
Juga firman Allah SWT dalam Alquran surat An Nisa ayat 18.
وَلَيْسَتِ التَّوْبَةُ لِلَّذِينَ يَعْمَلُونَ السَّيِّئَاتِ حَتَّىٰ إِذَا حَضَرَ أَحَدَهُمُ الْمَوْتُ قَالَ إِنِّي تُبْتُ الْآنَ وَلَا الَّذِينَ يَمُوتُونَ وَهُمْ كُفَّارٌ ۚ أُولَٰئِكَ أَعْتَدْنَا لَهُمْ عَذَابًا أَلِيمًا
Dan tidaklah taubat itu diterima Allah dari orang-orang yang mengerjakan kejahatan (yang) hingga apabila datang ajal kepada seseorang di antara mereka, (barulah) ia mengatakan: "Sesungguhnya saya bertaubat sekarang". Dan tidak (pula diterima taubat) orang-orang yang mati sedang mereka di dalam kekafiran. Bagi orang-orang itu telah Kami sediakan siksa yang pedih.