Selasa 23 May 2023 07:25 WIB

Kanselir Olaf Scholz Terang-terangan Dukung Joe Biden

Kanselir Jerman berharap Joe Biden terpilih lagi sebagai presiden AS.

Rep: Lintar Satria/ Red: Nidia Zuraya
File foto Kanselir Jerman Olaf Scholz (kiri) dan Presiden AS Joe Biden berpose saat pertemuan KTT G7 di Elmau Castle di Kruen, Jerman, 26 Juni 2022. Olaf Scholz secara terang-terangan mendukung Joe Biden agar terpilih lagi sebagai presiden AS untuk periode kedua.
Foto: EPA-EFE/CHRISTIAN BRUNA
File foto Kanselir Jerman Olaf Scholz (kiri) dan Presiden AS Joe Biden berpose saat pertemuan KTT G7 di Elmau Castle di Kruen, Jerman, 26 Juni 2022. Olaf Scholz secara terang-terangan mendukung Joe Biden agar terpilih lagi sebagai presiden AS untuk periode kedua.

REPUBLIKA.CO.ID, BERLIN -- Kanselir Jerman Olaf Scholz mengatakan, ia lebih memilih Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden dibandingkan pendahulunya Donald Trump. Ia berharap Biden terpilih lagi untuk periode kedua.

Di hadapan siswa-siswi sekolah dasar di dekat Berlin, Scholz menuduh Trump memecah belah. Menurut dia, Trump tidak hanya buruk bagi AS, tetapi juga bagi Jerman.

Baca Juga

Pernyataan langsung dari Scholz dapat mencerminkan hubungan bilateral yang renggang selama pemerintahan Trump. Ketika Jerman dipimpin Angela Merkel sementara Scholz menjabat sebagai menteri keuangan.

"Saya pikir presiden saat ini lebih baik, jadi saya ingin dia terpilih lagi," kata Scholz saat menjawab pertanyaan para murid, Senin (22/5/2023).

Scholz mengatakan, Biden memiliki pengalaman puluhan tahun sebagai pejabat publik. "(Ia sangat tahu) apa yang harus dilakukan untuk mencegah dunia berperang," kata Scholz.

Scholz juga membahas Trump. "Bila semua orang hanya bertengkar satu sama lain, tidak akan ada masa depan yang baik, dan itu mengapa presiden sebelumnya mendukung perpecahan di negara itu," katanya.

Jajak pendapat menunjukkan Biden lebih unggul dibandingkan Donald Trump dan Ron DeSantis, yang merupakan kandidat presiden dari Partai Republik dalam pemilihan presiden AS pada November 2024 mendatang. Dalam kesempatan itu, Scholz juga mengatakan, Rusia tidak bisa memenangkan perang di Ukraina.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement