REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Bandung memprediksi peluang El Nino akan terjadi pada semester kedua tahun 2023 sebesar 60 persen. Apabila terjadi, wilayah Jawa Barat dan Bandung Raya akan terkena dampak.
Kepala BMKG Bandung Teguh Rahayu mengatakan, dampak El Nino berdasarkan pendapat pakar terdapat dua, yaitu secara temporal dan volume. Terkait temporal maka musim kemarau di Bandung Raya diprediksi lebih lama.
"Secara temporal, El Nino akan membuat musim kemarau berpeluang lebih lama terjadi di wilayah Bandung Raya. Secara volume atau jumlah curah hujan akan membuat musim kemarau menjadi lebih kering," ujarnya, Selasa (23/5/2023).
Ia mengatakan, BMKG tidak pernah mengeluarkan peringatan dini terkait panas ekstrem karena tidak terjadi di Indonesia. Namun, informasi yang dikeluarkan BMKG terkait dengan ultraviolet.
"Masyarakat tidak perlu khawatir akan kejadian panas ekstrem di Indonesia karena tidak akan terjadi," katanya.
Namun, ia mengatakan, pada musim kemarau tutupan awan lebih sedikit dibandingkan dengan musim hujan dan masa peralihan. Sehingga sinar matahari lebih banyak mencapai permukaan bumi yang menyebabkan cuaca terasa panas terik. Namun, suhu tidak mencapai kategori ekstrem.
Teguh mengimbau seluruh instansi terkait dan masyarakat lebih siap dan antisipasi terhadap kemungkinan dampak musim kemarau. Sebab, pada tahun ini musim kemarau diprediksi bersifat bawah normal atau lebih kering dibanding biasanya.
Ia pun mengingatkan seluruh pemangku kepentingan seperti pemerintah daerah untuk menyimpan air pada embung-embung, kolam retensi, dan waduk.