REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV -- Israel saat ini tengah mengupayakan penerbangan langsung menuju Arab Saudi untuk mengakomodasi jamaah hajinya. Dalam 24 jam terakhir, Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dan Menteri Luar Negeri Eli Cohen dikabarkan telah berbicara melalui telepon bersama Putra Mahkota Saudi, Mohamed bin Salman.
Hal ini merupakan bagian dari negosiasi yang sangat rumit untuk meluncurkan penerbangan langsung antara Israel dan Jeddah bulan depan. Diketahui, ibadah haji secara resmi akan mulai dilaksanakan pada akhir Juni 2023.
Penguasa de facto kerajaan yang dikenal dengan inisialnya MBS mengadakan pembicaraan dari Bahrain. Komunikasi tersebut berjalan dengan mediasi Menteri Luar Negeri Saudi Abdullatif bin Rashid Al-Zayani. Di sisi lain, Israel lebih memilih Amerika Serikat sebagai mediator mereka.
Dilansir di Times of Israel, Selasa (23/4/2023), Israel berada di bawah tekanan pemerintahan Presiden AS Joe Biden untuk menyetujui tuntutan Riyadh. Saudi meminta konsesi yang signifikan kepada Palestina sebagai imbalan atas penerbangan tersebut.
Langkah-langkah ini akan mencakup penyerahan kekuasaan tertentu di Tepi Barat dari militer Israel kepada pasukan Otoritas Palestina serta memberikan otoritas terkait keamanan kepada pasukan PA di Temple Mount dan Gereja Makam Suci di Kota Tua Yerusalem. Langkah-langkah ini banyak yang menilai sangat tidak mungkin disetujui oleh pemerintah sayap kanan Israel.
"Kami akan tahu dalam beberapa pekan mendatang ke mana arahnya," kata seorang sumber dari Israel yang tidak disebutkan namanya kepada Channel 12.
Namun, baik dari kantor Perdana Menteri maupun Kementerian Luar Negeri membantah fakta dalam laporan tersebut. Laporan itu muncul sehari setelah beberapa media Ibrani mengatakan, ada pembicaraan untuk memungkinkan penerbangan langsung dari Israel ke Arab Saudi untuk ibadah haji. Menurut laporan itu, AS menengahi diskusi tersebut.
Ibadah haji merupakan kewajiban sekali seumur hidup bagi semua umat Islam yang mampu secara fisik dan finansial untuk melakukan perjalanan. Ziarah tahun ini dijadwalkan berlangsung dari 26 Juni hingga 1 Juli.
Saat ini, Arab Saudi menerima peziarah Muslim yang datang dari Israel ke Makkah melalui negara ketiga, yang mana meningkatkan biaya perjalanan yang sudah mahal. Menurut media lokal Maariv, 2.700 orang Israel memulai ziarah pada tahun 2022 dan tahun ini angka tersebut diperkirakan meningkat hampir dua kali lipat menjadi 4.500.