REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA – Presiden Recep Tayyip Erdogan menegaskan, Barat dan medianya memberikan opini merugikan bagi Turki. Mereka tidak menyukai Ankara karena mampu memberangus terorisme. Selain itu, mereka juga mengganggu pertumbuhan industri pertahanan Turki.
Dalam wawancara dengan TRT Haber, Senin (22/5/2023), Erdogan menyatakan, dalam perang melawan terorisme, Turki selalu ditinggalkan sendirian, tetapi kemudian mampu berjuang dengan kekuatan sendiri.
Industri pertahanan Turki, dia menjelaskan, juga diganggu. "Apakah mereka suka Turki lebih kuat di industri pertahanan? Tentu tidak. Mereka tidak akan menyukai karena kita tak lagi membeli senjata atau amunisi dari mereka,’’ ujarnya seperti dikutip laman Anadolu, Selasa (23/5/2023).
Erdogan menegaskan, ’’Bangsa Turki telah memberikan jawaban atas semua hal itu pada 14 Mei lalu. Saya berharap demikian pula pada 28 Mei nanti.’’ Ini merujuk pilpres putaran pertama pada 14 Mei dan putaran kedua 28 Mei mendatang.
Erdogan pada putaran pertama meraih 49,52 persen suara dan capres oposisi Kemal Kilicdaroglu 44,88 persen. Sedangkan, Sinan Ogan yang meraih 5,17 persen suara pada Senin menyatakan, mengalihkan dukungan ke Erdogan.
Padahal sebelumnya, Barat dan lembaga-lembaga survei memperkirakan pilpres hanya berlangsung satu putaran dengan kekalahan Erdogan yang sudah dua dekade memegang tampuk kepemimpinan di Turki. Namun, semua perkiraan meleset.
Terkait dukungan Ogan, Erdogan menyatakan Ogan tahu benar sikap pemerintahannya dalam memerangi terorisme. Namun, para pengamat mengingatkan, belum tentu pendukung Ogan otomatis memberikan suaranya untuk Erdogan dalam pemungutan suara 28 Mei.
Bisa saja ada yang mendukung Kilicdaroglu bahkan memutuskan tak menggunakan hak suaranya. Dalam konteks pemilu, Erdogan menuding media Barat sekarang ini berusaha memengaruhi opini publik dengan berita utama mereka mengenai Pemilu Turki.