REPUBLIKA.CO.ID, PANGKALPINANG -- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Kepulauan Bangka Belitung memfokuskan pengawasan hutan konservasi, guna mencegah kebakaran hutan dan lahan (karhutla) selama musim kemarau.
"Kami bersama tim terpadu lebih memprioritaskan pengawasan hutan konservasi, karena potensi karhutla di kawasan itu tinggi," kata Kepala BPBD Provinsi Kepulauan Babel Mikron Antariksa di Pangkalpinang, Selasa (23/5/2023).
Ia mengatakan dalam mengantisipasi kebakaran hutan dan lahan selama musim kemarau ini, BPBD telah berkoordinasi dengan Polri, TNI, BNPB, BMKG dan instansi terkait lainnya dalam mengawasi sekaligus menangani karhutla ini.
Selain itu, BPBD juga terus memantau titik-titik panas yang dikirim BMKG, selanjutnya berkoordinasi dengan DLHK dan Masyarakat Peduli Api (MPA) yang ada di kabupaten/kota untuk mengantisipasi karhutla ini. "Saat ini, tidak ada titik hotspot," katanya.
Menurut dia karhutla di Babel masih bersifat sangat kecil baik cakupan dan dampaknya. "Cakupan karhutla paling tinggi hanya sekitar 2 hektare dan dampaknya juga tidak terlalu menimbulkan asap yang begitu besar, karena Babel tidak memiliki lahan gambut," katanya.
Ia mengimbau masyarakat khususnya pengusahaperkebunan dan petani untuk tidak melakukan pembakaran hutan untuk membuka lahan baru selama musim kemarau nanti. "Apabila ada kebakaran hutan dan lahan yang tidak bisa tertangani, maka kami menghubungi BNPB Jambi untuk menerbangkan helikopter bom-bom api dan ini sudah kami koordinasikan. Insyaallah untuk karhutla ini akan kita coba simulasikan untuk mengurangi risiko yang akan ditimbulkan," katanya.