REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bank Mandiri (Persero) Tbk berkomitmen untuk meningkatkan penyaluran kredit hijau. Hal tersebut sejalan dengan komitmen pemerintah untuk mencapai net zero emission pada 2060.
Direktur Utama Bank Mandiri Darmawan Junaidi mengatakan total pembiayaan yang dibutuhkan untuk mengurangi emisi gas rumah kaca mencapai 281 miliar dolar AS. Jumlah tersebut akan didominasi sektor energi dan transportasi sebesar 245,9 miliar dolar AS.
"Ke depan, Mandiri akan terus mengupayakan peningkatan penyaluran kredit hijau terutama pada sektor energi melalui optimalisasi peluang pembiayaan seperti pada pembangkit listrik berbasis energi terbarukan," kata Darmawan, Selasa (23/6/2023).
Sesuai dengan peta jalan transisi energi nasional, Mandiri akan fokus menyalurkan pembiayaan yang berkaitan dengan kendaraan listrik, pertambangan nikel, hilirisasi dari tambang nikel, hingga produk baterai pada Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU).
Mandiri juga akan mendukung pengembangan kapabilitas internal melalui penyelenggaraan lokakarya untuk melibatkan berbagai pihak baik dari industri ahli, debitur, regulator dan juga lembaga terkait lainnya. Dengan demikian diharapkan muncul inisiatif-inisiatif baru yang akan membutuhkan pembiayaan dari kredit hijau.
Wakil Direktur Utama Bank Mandiri Alexandra Askandar menambahkan, Bank Mandiri sangat mendukung penerapan keuangan berkelanjutan di Indonesia melalui penyaluran pembiayaan hijau dan pembiayaan berkelanjutan. Hingga Maret 2023, Perseroan telah menyalurkan pembiayaan berkelanjutan Rp 232 triliun atau 25 persen total kredit bank only.
Sedangkan yang masuk dalam kategori pembiayaan hijau mencapai Rp 109 triliun atau 11,8 persen dari total kredit bank only. "Portfolio pembiayaan hijau tersebut mengalami pertumbuhan dibandingkan Maret 2022 sebesar 12,6 persen," terang Alexandra.
Beberapa sektor yang mendominasi antara lain pengelolaan sumber daya alam hayati berkelanjutan sebesar Rp 90,6 triliun, energi baru terbarukan (EBT) sebesar Rp 8,5 triliun, produk eco efficiency sebesar Rp 3,9 triliun serta transportasi ramah lingkungan sebesar Rp 3,1 triliun.
Tidak hanya pada segmen wholesale, Bank Mandiri juga terus mendorog pertumbuhan pembiayaan hijau pada segmen ritel. Perseroan meluncurkan produk serbaguna mikro dan kartu kredit khusus pembelian PLTS atap. Perseroan juga menyalurkan kredit kendaraan bermotor listrik berbasis baterai berkerja sama dengan perusahaan anak.
Ke depan, perseroan melihat potensi pembiayaan hijau yang cukup besar seiring dengan program pemerintah untuk mencapai target net zero emission pada 2060. Oleh karena itu, BMRI terus berupaya mengoptimalkan peluang tersebut dan terus berupaya meningkatkan pangsa pasar pembiayaan berkelanjutan serta pembiayaan hijau melalui dukungan penuh terhadap program prioritas pemerintah dalam transisi ekonomi rendah karbon.