REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Museum Sejarah Nabi Muhammad di kawasan Ancol, Jakarta Utara, yang telah dilakukan peletakan batu pertama pada 2020 hingga kini pembangunannya masih mandek dan tak berlanjut. Ketua Komisi B DPRD DKI Jakarta Ismail memastikan, pembangunan museum di tempat wisata tersebut tidak menggunakan APBD.
"Terakhir itu sempat dilaporkan beberapa bulan lalu oleh Dirut Ancol (PT Pembangunan Jaya Ancol) yang baru dan seinget saya waktu itu baru tahap proses menindaklanjuti pembangunannya karena sempat tertunda," kata Ismail saat ditemui di gedung DPRD DKI, Jakarta Pusat, Selasa (23/5/2023).
Menurut informasi yang diperoleh Ismail, kendala mandeknya pembangunan museum tersebut karena gagal dalam proses pengerjaan pelelangan. Sehingga realisasinya hingga kini meleset dari target.
"Secara resmi memang saya belum mendapat info soal progresnya tapi secara informal saya pernah dengar patok-patok pondasi kayak masjid apung itu sudah sempat dibuat, tapi karena melewati batas waktu akhirnya dilelang ulang atau apa gitu," ujar politikus PKS tersebut.
Saat disinggung mengenai sumber anggaran yang digunakan, Ismail menyebut, dana pembangunan tidak berasal dari APBD DKI. "Yang jelas kalau dari PMD (penyertaan modal daerah), kemungkinan melibatkan B2B (business to business) pihak swasta," ucapnya.
Manajemen Ancol disebut hanya menyediakan lahannya. Sementara dalam pembangunannya melibatkan pihak swasta dengan konsep B2B. Ismail mengatakan, siap melakukan kunjungan ke lapangan untuk sekaligus berkomunikasi kembali dengan PT Pembangunan Jaya Ancol. "Insya Allah akan ada kunjungan lapangan," kata Ismail.