Selasa 23 May 2023 17:41 WIB

Buntut Kericuhan di SEA Games 2023, FAT Jatuhkan Sanksi untuk Dua Penggawa Timnas Thailand

Ofisial tim Thailand juga terkena sanksi.

Rep: Reja Irfa WIdodo/ Red: Israr Itah
Cuplikan video keributan laga final SEA Games 2023, Indonesia vs Thailand
Foto: VTV5
Cuplikan video keributan laga final SEA Games 2023, Indonesia vs Thailand

REPUBLIKA.CO.ID, BANGKOK -- Federasi Sepak Bola Thailand (FAT) secara resmi menjatuhkan sanksi terhadap dua penggawa timnas Thailand U-22 dan tiga orang anggota ofisial tim. Sanksi tersebut buntut dari kericuhan yang terjadi pada laga partai final cabang olahraga sepak bola putra SEA Games 2023, Indonesia U-22 kontra Thailand U-22, awal pekan lalu.

Pasca kericuhan di Stadion National Olympic, Kamboja, tersebut, FAT sempat mengungkapkan permohonan maaf dan berjanji bakal melakukan investigasi internal di bawah Komisi Invetigasi Etik FAT. Invetigasi internal, yang dipimpin Amnuay Nimmano, itu pun telah merampungkan tugasnya pada akhir pekan lalu.

Baca Juga

Berdasarkan temuan dari berbagai baranga bukti, tiga anggota ofisial timnas Thailand dijatuhkan sanksi berupa larangan terlibat dalam setiap aktivitas timnas Thailand selama satu tahun. Tiga anggota tersebut antara lain pelatih kiper, Prasadchok Chokmoh, Mayed Madada dan Patrawut Wongsripuek, yang diketahui sebagai asisten pelatih dan staf ofisial.

"Dengan posisi mereka, mereka seharusnya bisa mengendalikan situasi dan memantau sikap dari para pemain muda. Namun, mereka tidak melakukan tugas itu dengan baik dan malah terlibat dalak kericuhan, sehingga mencoreng citra dari sepak bola Thailand,'' tulis pernyataan resmi FAT seperti dilansir AFP, Senin (23/5/2023).

Tidak hanya tiga anggota ofisial timnas Thailand U-22, dua penggawa timnas Thailand juga mendapatkan sanksi dari FAT. Penjaga gawang Sophonwit Rakyath dan gelandang Teerapak Pruengna tidak boleh memperkuat timnas Thailand di segala level usia selama enam bulan.

"Mereka sudah mengakui kesalahannya dan meminta maaf. Mereka adalah pemain muda, yang baru berusia 21 tahun dan 22 tahun. Karena itu, FAT merasa perlu mengurangi masa hukuman mereka, yaitu selama enam bulan. Sehingga, mereka bisa segera kembali ke kehidupan sepak bola mereka,'' lanjut pernyataan resmi FAT tersebut.

Secara khusus, Sophonwit sempat kedapatan berusaha memukul bek tengah timnas Indonesia U-22, Komang Teguh, dalam kericuhan yang terjadi pada pengujung babak kedua tersebut. Alhasil, wasit sempat memberikan kartu merah langsung kepada penjaga gawang berusia 22 tahun tersebut.

Terlepas dari sanksi dari FAT tersebut, pihak-pihak yang dianggap bertanggung jawab terhadap insiden tersebut sepertinya akan mendapatkan sanksi tambahan. Pasalnya, Federasi Sepak Bola Asia (AFC) dikabarkan tengah melakukan investigasi terkait kericuhan tersebut. Bukan tidak mungkin, AFC juga bakal menjatuhkan sanksi.

Kericuhan itu memang menjadi sorotan tersendiri. Kericuhan di laga itu terjadi sebanyak dua kali. Para anggota ofisial kedua tim dan para pemain terlibat adu jotos pada penghujung babak kedua. Kejadian serupa berulang saat Indonesia unggul cepat pada awal babak pertama perpanjangan waktu.

Laga itu berujung dengan kemenangan Garuda Nusantara, 5-2, atas The War Elephant. Indonesia pun berhasil mengakhiri puasa gelar raihan emas di cabang sepak bola putra SEA Games, yang telah terentang selama 32 tahun.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement