REPUBLIKA.CO.ID, GARUT -- Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melalui Direktorat Jenderal Perumahan mengungkapkan, hunian berbasis transit oriented development atau TOD dapat membantu generasi milenial memiliki hunian. Hunian berbasis TOD yang dekat bahkan terkoneksi dengan stasiun kereta seperti komuter dan LRT.
"Saat ini, pemerintah sedang mencoba mencanangkan hunian berbasis TOD," ujar Direktur Rumah Umum dan Komersial Direktorat Jenderal Perumahan Kementerian PUPR Fitrah Nur di Kabupaten Garut, Jawa Barat, Selasa (23/5/2023).
Generasi milenial memiliki sikap berbeda terhadap kepemilikan rumah, ada yang cenderung menyewa atau mengontrak dulu. Hal itu karena mereka lebih ingin tinggal di hunian yang berlokasi dekat dengan tempat kerja.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo mengatakan, rusun yang terintegrasi dengan stasiun kereta rel listrik ini (KRL) dibangun untuk masyarakat khususnya generasi milenial agar mereka bisa memiliki tempat tinggal yang dekat dengan transportasi umum dengan harga terjangkau.
Presiden Jokowi berharap agar hunian serupa dapat dibangun di kota-kota besar lain yang tingkat kemacetannya tinggi, seperti di Jabodetabek, Bandung, dan Makassar, khususnya di lahan milik PT Kereta Api Indonesia (KAI) yang belum dimanfaatkan dengan baik.
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan, dengan memilih tinggal di rusun TOD seperti ini maka masyarakat secara tidak langsung bisa menghemat biaya transportasi. Apalagi ada jaminan jadwal kereta api atau KRL yang lebih pasti dan saat ini pelayanan PT KAI makin baik kepada masyarakat.
Konsep TOD sejalan dengan Program Satu Juta Rumah untuk memenuhi kebutuhan hunian bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR).
Rusun berbasis TOD tidak hanya bertujuan pada integrasi moda transportasi, tetapi juga ke pengembangan kawasan dan kota (urban development), sekaligus untuk pengurangan kawasan kumuh perkotaan.