REPUBLIKA.CO.ID, MADRID -- Winger Real Madrid Vinicius Junior kembali menjadi sasaran pelecehan rasial di pentas La Liga. Kali ini, winger asal Brasil itu menjadi bahan cemoohan berbasis rasial pendukung Valencia kala Real Madrid melawat ke Stadion Mestalla, markas Valencia, Ahad (21/5/2023) waktu setempat.
Dalam laga yang berujung, 0-1, untuk kekalahan Los Blancos tersebut, Vinicius Junior sempat terlibat adu mulut dengan para pendukung Los Che, julukan Valencia. Bahkan, wasit sempat menghentikan laga selama 10 menit agar cemoohan dan ejekan bernada rasial itu dihentikan oleh para pendukung Valencia.
Laga itu berjalan buruk buat Vinicius. Winger berusia 22 tahun itu harus rela menerima kartu merah lantaran dinilai melakukan tindakan kekerasan terhadap penyerang Valencia, Hugo Doro. Vinicius mendapatkan kartu merah pada injury time babak kedua.
Ini bukan kali pertama Vinicius menjadi bahan ejekan pendukung tim lawan. Kala Madrid merumput di markas Real Mallorca dan Osasuna, Februari silam, Vinicius juga mendapatkan pelecehan rasial. Tidak hanya itu, manekin yang mengenakan replika jersey Los Blancos milik Vinicius juga sempat tergantung di salah satu jembatan kota Madrid oleh pendukung Ateltico Madrid.
Total, Vinicius diketahui telah 10 kali menjadi korban pelecehan rasial. Proses formal dan tuntutan hukum pun telah dilayangkan di setiap insiden tersebut. Namun, dari 10 kasus tersebut, pihak kepolisian hanya menangkap empat orang. Sementara sisanya, pelaku hanya mendapatkan sanksi berupa denda dan larangan masuk ke stadion.
Sejumlah pihak menilai, cemoohan bernada rasial terhadap Vinicius tersebut berpangkal pada selebrasi gol eks winger Santos tersebut. Vinicius kerap berjoget saat berhasil mencetak gol. Aksi ini dinilai memprovokasi dan tidak disukai oleh para pendukung tim lawan.
Alhasil, saban kali Los Blancos melaloni laga tandang, para pendukung tim tuan rumah menjadikan Vinicius sebagai sasaran. Namun, anggapan ini dibantah oleh pelatih Real Madrid, Carlo Ancelotti. Vinicius, ujar Ancelotti, merupakan korban dari situasi yang berkembang di sepak bola Spanyol, terutama soal rasialisme.
''Faktanya, Vinicius adalah korban dari apa yang tengah terjadi. Terkadang, mungkin dia terlihat sebagai penyebab semua ini, karena dia memprovokasi. Biar saya perjelas, dia (Vinicius) adalah korban. Begitu pula para penggemar yang terlihat tanpa cela,'' ujar Ancelotti seperti dikutip Football Espana, Selasa (23/5/2023).
Pelatih asal Italia itu juga menyoroti kebiasaan para pendukung sebuah tim yang dengan mudah menghina tim lawan. Terlepas dari pelecehan rasial terhadap Vinicius, hinaan dan cemoohan ini juga didapat pemain ataupun pelatih lain. Untuk itu, Ancelotti berharap, otoritas penyelenggara Liga Spanyol, dan komisi wasit Spanyol, bisa mengambil tindakan tegas.
Kendati begitu, Ancelotti tidak sependapat dengan Vinicius, yang menyebut Spanyol sebagai negara rasial. ''Sesuatu terjadi di laga kontra Valencia. Sesuatu yang seharusnya tidak perlu terjadi. Spanyol bukanlah negara rasial, tapi memang ada rasialisme di negara ini. Ini semua harus berhenti,'' tutur eks pelatih Everton tersebut.