REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Unit Kerja Koordinasi Emergensi dan Rawat Intensif Anak (UKK ERIA) IDAI, Dr dr Ririe Fachrina Malisie SpA(K), mengatakan angka kematian anak akibat tenggelam sangat tinggi di Indonesia dan dunia. Sebenarnya apa yang menyebabkan anak bisa tenggelam?
Berikut ini penjelasannya:
1. Terganggunya kemampuan fisik akibat pengaruh obat-obatan
Anak bisa tenggelam karena terganggu kemampuan fisik akibat pengaruh obat. Pada anak berkebutuhan khusus, misalnya karena epilepsi, asma, alergi atau tidak tahan dingin.
2. Ketidakmampuan akibat hipotermia, syok, cedera, atau kelelahan
"Yang paling sering adalah mengalami kram otot. Kemungkinan besar apabila berada di dalam air dingin, otot kita mengalami kram terutama otot kaki," ujarnya dalam media briefing dengan tema "Pertolongan Pertama pada Anak Berenang: Apa yang Harus Diwaspadai saat Anak Berenang" di Jakarta, Selasa (23/5/2023).
Sementara otot kaki sangat diperlukan untuk tetap mengambang. Itulah salah satu kemampuan untuk bertahan hidup di dalam air. Sehingga apabila tidak bergerak, kita tidak mampu mengambang, maka bisa terseret dan tenggelam.
3. Perahu atau kapal tenggelam
Moda transportasi yang dipakai memang tenggelam. Kita sedang berada di moda transportasi tersebut baik perahu maupun kapal, tenggelam, sehingga kita terperangkap atau terjerat dalam air.
4. Bunuh diri
Ada beberapa kasus bunuh diri terutama pada remaja, tapi tidak banyak.
Selain faktor di atas, ada juga faktor risiko yang membuat anak bisa tenggelam misalnya epilepsi, disritmia jantung, hipoglikemia, hiperventilasi, dan hipotermia yang mengakibatkan suhu tubuh kurang dari 35 derajat Celsius.
"Pada anak tertentu yang mempunyai penyakit dasar seperti ayan atau epilepsi, kelainan katup jantung, disritmia jantung atau penyakit gangguan irama jantung, kelainan metabolik, penyakit paru atau lagi demam kurang sehat, kalaupun mau diajak renang sampai kondisi sehat dahulu," ujarnya.
Selain itu, faktor risiko lainnya adalah penggunaan alkohol dan obat-obatan terlarang. Di samping itu, kurang pengawasan terhadap anak juga menjadi faktor risiko anak tenggelam.
Tak hanya itu, tidak pakai alat pelindung diri pelampung juga menjadi faktor risiko terjadinya tenggelam. "Pelampung tidak digunakan dan kemampuan berenang tidak memadai," ujarnya. Faktor lainnya adalah kondisi air melebihi kemampuan dan ditenggelamkan dengan paksa oleh orang lain.