REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dalam buku Kumpulan Doa Doa terbitan Kementerian Agama disebutkan doa agar terhindar dari pikun. Berikut lafadznya:
"Allahumma robba assamawati as-sab'i wa maa azhollat wa robbil-arodhina wa maa aqollat wa robba assayaathina wa maa adhollat, kun liy jaarran min syarri khalqika kullihim jami'an an yafrutho alayya ahadun minhum aw yabghiya azza jaaruka wa jalla tsanaa-uka wa laa ilaha ghairuka,".
Yang artinya, "Ya Allah, wahai Pemelihara langit yang tujuh beserta segala yang dinaunginya, wahai Pemelihara bumi-bumi
beserta segala yang dikandungnya, wahai Pemelihara setan-setan dan siapa saja yang disesatkannya, jadilah Penolongku dari keburukan semua makhluk-Mu yang hendak menyakitiku, atau hendak menyulitkanku. Sungguh agung Pertolongan-Mu dan sungguh
mulia puji-Mu, dan tiada Tuhan selain Engkau,".
Dilansir di Jurnal Science, salah satu pemicu kepikunan adalah kurangnya durasi tidur. Gelombang otak yang dihasilkan selama tidur nyenyak memicu sistem pembersihan di otak. Hal itu melindungi otak terhadap Alzheimer atau pikun dan penyakit neurodegeneratif lainnya. Oleh karena itu, orang yang kurang tidur lebih rentan mengalami pikun.
Sinyal listrik yang dikenal sebagai gelombang lambat muncul tepat sebelum denyut cairan mengalir melalui otak. Hal itu kemungkinan mengeluarkan racun yang terkait dengan alzheimer.
Sebagai umat Islam, sudah seyogyanya ikhtiar didahulukan untuk mencegah penyakit. Kemudian, ikhtiar tersebut diiringi dengan doa dan kepasrahan terhadap takdir yang digariskan-Nya.