REPUBLIKA.CO.ID, JOMBANG -- Ada momen menarik ketika Menteri Pertahanan RI yang juga Ketua Umum partai Gerindra Prabowo Subianto dan Wakil Ketua DPR Bidang Koordinator Kesejahteraan Rakyat (Korkesra) sekaligus ketua umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Muhaimin Iskandar menghadiri Istighosah Nasional dan doa bersama untuk keselamatan bangsa dan negara yang berlangsung di Pondok Pesantren Bahrul Ulum Tambakberas, Jombang pada Ahad (21/5/2023).
Di penghujung acara, Pengasuh Pondok Pesantren Bumi Sholawat Sidoarjo, KH Agoes Ali Masyhuri memberikan wejangan singkat. Ia berpesan khususnya kepada Prabowo Subianto yang duduk bersebelahan dengannya agar memperbanyak sholawat dan istighfar. Sebab dua hal itu dapat mencegah setiap marabahaya.
Setelah memberikan wejangan singkat itu, Gus Ali Masyhuri, mendoakan kesuksesan untuk Prabowo dan Cak Imin seraya berucap, "Mudah-mudahan mas Prabowo, mas Muhaimin Iskandar successful. Iki Presidenne, iku wakil Presidenne (ini Presidennya itu wakil Presidennya - sambil memberi isyarat menunjuk pada Prabowo dan Cak Imin)," kata Gus Ali Masyhuri.
Sejurus kemudian pimpinan Ponpes Bahrul Ulum Tambakberas Jombang, KH M Hasib Wahab Hasbullah memegang tangan Prabowo dan tangan Cak Imin lalu menyatukannya. Sontak momen itu pun direspons riuh tepuk tangan jamaah.
Beberapa saat sebelumnya, ketua tanfidziah PWNU Jawa Timur yang juga Pimpinan Pondok Pesantren Sabiilul Rosyad, Malang, KH. Marzuki Mustamar yang juga hadir dalam acara itu memaparkan ada tujuh syarat yang harus dipenuhi calon pemimpin Indonesia ke depannya.
Pertama, harus benar-benar sehat jasmani dan rohani. Kedua, harus dekat dengan ulama bahkan ketika akan berjuang tetap sowan kepada para ulama, sosok pemimpin itu tidak bisa meninggalkan para ulama. Sebab menurut Kiai Marzuki, walau pemimpin itu awam namun dekat dengan ulama, itu jauh lebih baik dibanding dengan orang yang pintar berkhotbah namun memusuhi ulama.
Syarat ketiga, yakni calon pemimpin Indonesia kedepannya harus nasionalis. Memiliki keberanian mempertaruhkan nyawanya untuk keutuhan bangsa dan negara. Karena itu menurutnya calon pemimpin Indonesia kedepan harus benar-benar asli warga negara Indonesia.
Keempat, kata kiai Marzuki calon pemimpin Indonesia kedepan harus mempunyai kapasitas dan pengalaman dalam skala level nasional sehingga mampu mengelola negara dengan baik. Kelima, calon pemimpin Indonesia kedepan harus dicintai oleh rakyat dan ulama, dan sosok tersebut pun sangat mencintai ulama.
"Keenam, dia benar-benar wibawa, disegani siapapun, ngga punya cacat moral, diperhitungkan oleh negara asing sekalipun. (Sebab) ada calon yang sudah diperhitungkan tapi sebatas regional satu provinsi, (tapi) ada calon yang sudah diperhitungkan dalam kanca internasional," kata kiai Marzuki.
Lebih lanjut kiai Marzuki mengatakan syarat terakhir bagi calon pemimpin Indonesia kedepan adalah lebih mengutamakan keutuhan bangsa. "Dia lebih mengutamakan keutuhan bangsa, nasional, bahkan mengalah untuk kepentingan dirinya sekalipun. Ada calon mengatakan saya jadi apapun siap, posisi apapun di manapun siap asal negara ini utuh," katanya.