REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH -- Dipicu oleh pertumbuhan yang signifikan di sektor perjalanan dan pariwisata Saudi, lalu lintas udara mengalami peningkatan yang kuat selama empat bulan pertama 2023. Dikutip dari Arab News pada Selasa (23/5/2023), Saudi mencatat peningkatan jumlah penumpang sebesar 42 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Menurut laporan terbaru yang dikeluarkan Otoritas Umum Penerbangan Sipil Saudi, jumlah penumpang melonjak menjadi 35,8 juta dalam empat bulan pertama 2023, naik dari 25,3 juta pada periode yang sama tahun lalu. Bandara di wilayah Saudi juga menyaksikan peningkatan tajam dalam lalu lintas udara selama 2023 dibandingkan dengan tingkat prapandemi yakni tumbuh pada tingkat 6,2 persen dibandingkan periode yang sama pada 2019.
Volume penumpang mencapai sekitar 35,8 juta dibandingkan periode yang sama tahun 2019 yang tercatat 33,7 juta. Jumlah penerbangan, sebaliknya, meningkat 23,5 persen mencapai sekitar 263.000, naik dari 212.500 penerbangan pada periode yang sama tahun lalu.
Dari sisi domestik, jumlah penumpang meningkat 6,7 persen dalam empat bulan pertama 2023, mencapai 16,3 juta, naik dari 15,3 juta pada periode yang sama tahun lalu. Jumlah penumpang penerbangan internasional menunjukkan lonjakan yang luar biasa, melonjak 95,5 persen menjadi 19,5 juta, naik dari 10 juta penumpang pada periode yang sama tahun lalu.
Sebagai dorongan lebih lanjut untuk industri penerbangan, Putra Mahkota Mohammed bin Salman (MBS) juga telah mengumumkan peluncuran maskapai baru, Riyadh Air yang dimiliki sepenuhnya oleh Public Investment Fund (PIF). Lembaga itu merupakan pengelola dana abadi Saudi atau sovereign wealth fund (SWF).
Kerajaan juga mencapai tonggak lain sejalan dengan Strategi Penerbangan Nasionalnya dengan meluncurkan proyek untuk mengembangkan dan memperluas Bandara Internasional Al-Ahsa dan memperluas kapasitasnya sebesar 250 persen untuk mencapai 1 juta penumpang setiap tahunnya. Saudi juga mendapat nilai bagus dalam audit keamanan penerbangan dan menempati posisi ketujuh di antara negara-negara G20 dalam kategori ini.
Hasil evaluasi oleh Skytrax, sebuah organisasi transportasi udara internasional, menunjukkan bahwa bandara di Kerajaan terus melaju dalam peringkat 50 bandara terbaik di dunia. Sesuai dengan rekam jejaknya yang mengesankan, Bandara Internasional King Fahd dinobatkan sebagai bandara regional terbaik di Timur Tengah untuk tahun kedua berturut-turut. Sementara itu, Bandara Internasional King Khalid di Riyadh naik posisi ke-27 dari posisi ke-44, dan Bandara Internasional King Abdulaziz di Jeddah naik ke posisi ke-41 dari posisi ke-44.