REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Video berisi aktivitas seksual diduga artis perempuan berinisial RK beredar di media sosial (medsos). Banyak warganet menduga video tersebut disebarkan oleh mantan kekasih RK. Jika ini benar, bisa jadi RK sedang mengalami revenge porn. Apa itu dan bagaimana dampaknya bagi korban?
Di era dunia maya saat ini, revenge porn atau "balas dendam pornografi" menjadi alat bagi banyak orang. Revenge porn didefinisikan sebagai tindakan berbagi materi pribadi, seksual, baik foto atau video, dari orang lain tanpa persetujuan korban. Tindakan ini bertujuan menyebabkan rasa malu atau tertekan terhadap korban.
Sering kali, ada informasi pribadi tambahan yang disertakan dengan gambar atau video yang dipublikasikan itu. Kombinasi ini dapat membuat korban merasa rentan dan mungkin dapat membahayakan mereka. Minimal, secara psikologis merugikan korban.
Jadi mengapa orang melakukannya? Dilansir Psych Central pada Selasa (23/5/2023), keinginan untuk "membalas" seseorang yang telah menyakiti bukan hal yang aneh. Merasa sakit hati dapat menyebabkan kemarahan pada orang yang menyebabkannya.
Mengontrol dorongan itu bisa merupakan hal sulit bagi sebagian orang. Revenge porn dapat menawarkan “kemampuan tertinggi” untuk menyakiti dan mempermalukan seseorang.
Dosen senior psikologi forensik di Kent University, Afroditi Pina, melakukan penelitian tentang revenge porn. Dia menemukan, ada ciri-ciri umum tertentu yang terkait dengan mereka yang terlibat dalam jenis perilaku ini. Mereka sering menunjukkan kurangnya empati terhadap orang lain dan memiliki sedikit kekhawatiran tentang perilaku yang menyakitkan atau dipertanyakan pada orang lain.
Meningkatnya penerimaan terhadap pornografi secara umum telah memainkan peran dalam pornografi balas dendam. Menonton film porno secara teratur memiliki pengaruh terhadap perilaku.