Rabu 24 May 2023 11:19 WIB

Dubes Indonesia untuk Spanyol: Saatnya Muhammadiyah Lebarkan Sayap ke Spanyol

Muhammadiyah memiliki potensi mengembangkan lembaga pendidikan Islam di Eropa.

Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Yusuf Assidiq
Duta Besar Indonesia untuk Kerajaan Spanyol Muhammad Najib.
Foto: Uhamka
Duta Besar Indonesia untuk Kerajaan Spanyol Muhammad Najib.

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Duta Besar Republik Indonesia untuk Spanyol, Muhammad Najib, menilai bahwa Muhammadiyah memiliki potensi yang sangat besar dalam mengembangkan lembaga pendidikan Islam di Eropa, khususnya di Spanyol. Hal tersebut ditegaskan dalam agenda Penyegaran Wawasan Keislaman dan Kemuhamamdiyahan dosen Al-Islam dan Kemuhammadiyahan (AIK), Universitas Muhammadiyah Malang (UMM).

Dalam agenda yang dilaksanakan pada 17 Mei itu, ia menjelaskan bahwa Muhammadiyah merupakan organisasi Islam terbesar di dunia dan terkoordinasi dengan baik. Hal itu bisa menjadi modal awal dalam menarik masyarakat Muslim di Spanyol. Apalagi antusiasme mereka akan Islam cukup tinggi.

Menurut dia, Muhammadiyah ini sangat besar dan visinya juga sangat jelas. "Sudah saatnya untuk melebarkan sayap persyarikatan ke tanah Eropa, khususnya Spanyol,” kata Najib.

Dia mengatakan, Spanyol menjadi tempat yang ideal bagi Muhammadiyah untuk melebarkan sayap. Hal itu tak lepas dari banyaknya kelompok sarjana yang mendalami sejarah Islam di sana. Apalagi, melihat sejarah di mana Islam pernah berada di fase kejayaan saat menduduki Spanyol, tepatnya di Andalusia pada zaman Bani Abbasiyah abad ketujuh hingga sepuluh masehi.

Pada masa itu pula, kata dia, Islam mampu melahirkan banyak sekali tokoh yang menciptakan karya. Dalam hal ini, baik itu dari ilmu filsafat, astronomi, matematika, bahkan kedokteran.

Alasan lainnya, yakni ada banyak warga negara Indonesia (WNI) Muslim yang sudah berkeluarga dan memiliki anak. Mereka sering membutuhkan wadah pendidikan agama Islam untuk anak-anaknya. Apalagi di Spanyol, hanya ada segelintir pendidikan Islam yang tersedia.

Menurut dia, Muhammadiyah memiliki kemampuan untuk menjawab kebutuhan umat Muslim di Spanyol. Dengan sumber daya manusia dan amal usaha yang melimpah, dia berpendapat Muhammadiyah bisa melakukannya dengan baik.

Pada kesempatan tersebut, ia juga berpesan kepada mahasiswa serta dosen yang ada di Indonesia, termasuk UMM, untuk tidak bosan mengkaji secara mendalam ilmu agama Islam. Begitu pula, dengan semangat untuk melanjutkan studi di luar negeri. "Hal ini karena dapat membuka wawasan serta pengalaman menjadi minoritas," ujarnya.

Mahasiswa dan dosen Indonesia, lanjutnya, memang harus memiliki mimpi menimba ilmu di negeri orang. Dengan begitu, mereka dapat mengetahui bagaimana rasanya menjadi seorang minoritas. Bahkan, mereka juga bisa melihat bagaimana Islam dipelajari di negara-negara lain.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement