REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Dinas Perdagangan Kota Solo mengungkapkan terdapat tiga penyebab harga telur melambung hingga 30 ribu rupiah.
"Harga telur kan naik, masih tinggi di angka (Rp) 30 ribuan," kata Kadisdag Kota Solo Heru Sunardi, Rabu (24/5/2023).
"Ada yang 30 ada yang 31 (Tertinggi di 31?) Iya, kalau di warung itu ada yang 31," katanya menambahkan.
Heru juga mengungkapkan harga telur dipengaruhi oleh tiga faktor. Di antaranya harga pakan yang tinggi hingga naiknya harga bibit. Namun, menurutnya dampak yang paling signifikan adalah kenaikan harga pakan dan bibit.
"Kemarin kami melakukan kunjungan di pasar juga di peternak kenaikan telur itu diakibatkan naiknya harga pakan. Kedua, naiknya harga bibit ayam petelur. Ketiga ya samar-samar aktivitas orang punya kerja habis puasakan banyak, jadi ada dampaknya. Yang pengaruh besar itu adalah di pakan dan bibit," ujarnya.
Kendati demikian, Heru mengungkapkan bahwa secara pasokan telur masih aman. "Pasukannya lancar, ayam petelurnya itu masih, produktivitasnya masih, ya cuma pakannya naik. Peternak menaikkan untuk menutup selisih biaya," katanya.
Heru mengungkapkan bahwa harga normal telur berkisar di Rp 26-27 ribu. "Harga normal itu peternak masih untung 26 di pasar. Kalau di peternak itu di bawah 26," katanya.
Heru mengaku dilematis apabila akan melakukan operasi pasar menyusul melambungnya harga telur. Hal tersebut lantaran telur memiliki jangka daya simpan yang pendek. "Maksimal dengan suhu yang bebas seperti ini lima hari itu sudah hampir rusak jadi tidak bisa lama-lama," katanya.