REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Ketua Lembaga Dakwah Khusus (LDK) PP Muhammadiyah Dr Muhaammad Ziyad prihatin dengan melonjaknya kasus HIV/AIDS. Menurut dia, hal ini dapat membahayakan ketahanan kesehatan bangsa.
"Persoalan ini tidak boleh dianggap enteng karena ini kalau dibiarkan maka akan merambat dalam cakupan yang lebih luas, ini akan membahayakan bagi ketahanan kesehatan masyarakat yang ujungnya adalah ketahanan kesehatan bangsa," kata Ustadz Ziyad pada Selasa (23/5/2023).
Ustadz Ziyad mengatakan, peningkatan kasus tersebut juga bertentangan dengan nilai-nilai panduan agama, hubungan seksual seharusnya dilakukan dengan cara yang dihalalkan melalui pasangan sah. Dia mengatakan, berganti-ganti pasangan baik interaksi seks lawan jenis dan sesama jenis menyebabkan peningkatan HIV/AIDS.
"Secara medis informasi yang menyebutkan bahwa hal ini bukan instan, itu baru muncul 3-5 tahun kemudian artinya berarti praktek ini sudah terjadi 3-5 tahun yang lalu adanya praktik pergaulan semacam ini yang kemudian imbasnya adalah sekarang ini," kata Ustadz Ziyad.
Ustadz Ziyad mengajak masyarakat untuk kembali kepada norma agama dan melarang adanya pergaulan bebas. Kemudian mengamalkan Ketuhanan Yang Maha Esa, salah satunya nilai berketuhanan yakni menjaga kesucian dalam hubungan seks.
"Perlu dilakukan adanya sosialisasi dan edukasi tentang bahaya HIV/AIDS bahwa ini adalah penyakit mematikan. Masyarakat harus diedukasi bahaya kalau melakukan pergaulan bebas atau seks bebas yang berpotensi besar akan terpapar adanya penyakit mematikan berupa HIV. Pemerintah harus melakukan tindakan preventif nggak boleh membiarkan ini," kata Ustadz Ziyad.
Adapun Pemerintah Provinsi Jawa Barat mengeluarkan statistika penularan HIV/AIDS sepanjang 2022 ini pada akhir pekan lalu. Hingga September, kasus kumulatif HIV di Jabar tercatat sebanyak 57.134 kasus, dan kasus kumulatif AIDS sebanyak 12.326 Kasus.
Di Jawa Timur, temuannya serupa. Pegiat seks sesama jenis adalah juga populasi kunci penularan HIV. Kepala Dinas Kesehatan Jawa Timur, Erwin Astha Triyono mengungkapkan, berdasarkan hasil pemeriksaan HIV/AIDS yang dilaksanakan di wilayah setempat, sepanjang 2022 tepatnya hingga Oktober, ditemukan 6.145 pasien baru HIV. Secara kumulatif, kata Erwin, kasus HIV di Jatim tercatat sebanyak 84.959 kasus.