REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU -- Harga telur ayam di pasaran terus mengalami kenaikan sejak setelah lebaran Idul Fitri. Meski demikian, penjualan telur ayam tetap laris karena banyaknya warga yang menggelar pesta hajatan.
Berdasarkan pantauan Republika di Pasar Baru Indramayu, Rabu (24/5/2023), harga telur ayam di tingkat agen mencapai Rp 31 ribu per kilogram. Sedangkan di tingkat kios pengecer, harga telur ayam dipatok Rp 33 ribu per kilogram.
‘’Walau harga telur mahal, tapi penjualan tetap rame karena banyak orang yang hajatan setelah lebaran ini,’’ ujar pemilik agen telur ayam di Pasar Baru, Hj Titin, saat ditemui di kios telur miliknya, Rabu (24/5/2023).
Titin mengaku, di luar konsumen yang menggelar pesta hajatan, penjualan telur kepada konsumen lainnya secara umum memang menurun. Penurunan itu terjadi karena harga telur yang mahal.
Titin menyebutkan, untuk satu truk telur ayam sebanyak 4,5 ton, saat ini habis dalam waktu dua sampai tiga hari. Padahal biasanya, penjualan telur ayam rata-rata hanya mencapai satu ton per hari.
‘’Bahkan ya kadang-kadang (terjual) kurang dari satu ton per hari,’’ terang Titin.
Titin mengatakan, biasa mengambil pasokan telur dari daerah Blitar, Jawa Timur. Berdasarkan informasi yang diperolehnya, naiknya harga telur dipicu akibat mahalnya harga pakan ternak ayam.
Titin mengaku, kerap diprotes para pelanggannya. Namun, dia tidak bisa berbuat apa-apa karena kenaikan harga telur memang sudah terjadi sejak di tingkat peternak.
‘’Saya juga berharap harga telur cepat turun. Karena kalau harganya mahal, modal saya juga jadi besar,’’ tukas TItin.
Salah seorang ibu rumah tangga di Kecamatan Indramayu Anah berharap, agar harga telur ayam bisa segera turun. Pasalnya, telur merupakan kebutuhan yang sangat penting untuk memenuhi kebutuhan gizi keluarganya setiap hari.
‘’Setiap pagi saya masak telur buat sarapan anak-anak. Jadi, telur harus selalu tersedia di kulkas. Kalau harga telurnya mahal, pengeluaran jadi bertambah besar,’’ keluh Anah.