REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Majelis Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) meloloskan mosi mengecam agresi Rusia ke Ukraina. Termasuk serangan ke fasilitas medis.
Mosi, Rabu (24/5/2023) ini diloloskan dengan 80 suara mendukung, 9 menolak, 56 abstain dan 36 negara absen. Mosi yang dipimpin Barat dan diajukan di pertemuan tahun WHO ini jugga mendorong asesmen terhadap dampak agresi Rusia di sektor kesehatan.
Rusia mengajukan proposal tandingan yang mengakui kedaruratan kesehatan di Ukraina tapi tidak menyebut perannya dalam perang. Mosi itu awalnya ditolak majelis WHO dengan 62 suara mendukung dan 13 menolak, 61 abstain dan 41 negara absen.
Setelah pemilihan perwakilan Rusia mengatakan majelis tidak menentang kerja WHO di Ukraina. Tapi menolak "politisasi" lembaga kesehatan PBB itu.
Perwakilan Ukraina mengatakan pemungutan suara ini merupakan "tanda harapan" pada warganya yang membutuhkan bantuan kesehatan dan batu pijakan kerja WHO di Ukraina masa depan. Ketegangan memanas menjelang pemungutan suara kedua, pidato kritis Rusia disela interupsi.
Duta Besar Inggris untuk WHO Simon Manley menuduh Rusia menyebarkan "informasi palsu" di majelis dan pejabat Rusia mengkonfirmasi telah menyebarkan pamflet yang menuduh pasukan Ukraina menyerang fasilitas medis di wilayah yang Rusia duduki.
Moskow berulang kali membantah mengincar target-target sipil selama perang yang sudah berlangsung selama 15 bulan. Hasil pemungutan suara tahun ini serupa dengan tahun lalu, ketika resolusi yang didorong Barat diloloskan dengan 88 suara dan 12 menolaknya. Angka abstain dan absen juga tinggi.