Rabu 24 May 2023 20:48 WIB

Bahlil Ancam tak Beri Insentif Jika Investor China Investasi Lewat Singapura

Realisasi investasi Indonesia pada 2022 mencapai Rp 1.207 triliun.

Rep: Iit Septyaningsih/ Red: Ahmad Fikri Noor
Menteri Investasi atau Kepala Badan Koordinator Penanaman Modal Bahlil Lahadalia menjawab pertanyaan wartawan di Hotel Shangri-La, Jakarta, Rabu (24/5/2023).
Foto: Republika/Iit Septyaningsih
Menteri Investasi atau Kepala Badan Koordinator Penanaman Modal Bahlil Lahadalia menjawab pertanyaan wartawan di Hotel Shangri-La, Jakarta, Rabu (24/5/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Investasi atau Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia menegaskan, insentif kepada investor tidak akan diberikan secara maksimal jika investasinya tidak langsung masuk ke Indonesia. Selama ini, kata dia, investor menyalurkan dananya lewat negara perantara seperti Singapura sebelum akhirnya sampai ke Tanah Air.

“Saya tahu ini, sebagian uang China masuk lewat Singapura dulu baru masuk Indonesia. Nanti ke depan kalau tidak ada yang masuk langsung, insentifnya tidak akan kita berikan secara maksimal,“ tegas dia dalam Indonesia-China Smart City Technology and Investment EXPO 2023 di Jakarta, Rabu (24/5/2023).

Baca Juga

Dia menyatakan, kini Indonesia sudah menjadi negara berdaulat. Maka tidak boleh ada yang mengklaim, negara ini di bawah negara lain.

"Indonesia sekarang menterinya sudah pintar. Jadi hati-hati, saya pikir kerja sama Indonesia dan China sudah baik tapi tolong kolaborasinya ditingkatkan lagi," tutur Bahlil.

Ia menyebutkan, realisasi investasi Indonesia pada 2022 mencapai Rp 1.207 triliun. Angka itu melebihi target yang sebesar Rp 1.200 triliun.

Dilihat dari negara yang paling banyak berinvestasi di dalam negeri, posisi pertama ditempati oleh Singapura dan kedua China. Hanya saja, ia meyakini dana investasi yang berasal dari Singapura tersebut sebagian besar dari investor asal China.

Kinerja perekonomian Indonesia, lanjutnya, tumbuh positif di tengah ketidakpastian ekonomi global. Pada 2022, ekonomi Indonesia masih tumbuh 5,31 persen dengan inflasi di bawah enam persen dan menjadi salah satu pertumbuhan ekonomi terbaik diantara negara-negara G20.

Kinerja positif berlanjut pada kuartal pertama 2023, dengan jumlah pertumbuhan 5,3 persen. Lalu inflasinya terjaga di bawah lima persen.

Sementara, neraca perdagangan antara China dengan Indonesia yang pada 2016-2108 defisit hingga 17-18 miliar dolar AS, membaik pada 2022. Pada periode tersebut, hanya defisit sebesar 1,8 miliar dolar AS.

Dirinya pun memaparkan arah kebijakan Indonesia ke depan yaitu hilirisasi. Hal itu disebabkan nilai porsi Penanaman Modal Asing mendominasi pada realisasi investasi Indonesia di 2022 dengan 53,4 persen.

“Jadi Indonesia itu seperti gadis cantik yang memang dilirik oleh hampir semua investor di dunia. Tidak ada negara di Asia Tenggara yang pertumbuhan investasinya sebaik Indonesia selain Singapura,” kata Bahlil. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement