Kamis 25 May 2023 00:28 WIB

Aneka Merek Softlens Populer Kemungkinan Mengandung Forever Chemical

Bahan kimia forever chemical tidak terurai di dalam tubuh atau lingkungan.

Rep: Umi Nur Fadhilah/ Red: Reiny Dwinanda
Lensa kontak. Menurut penelitian, merek lensa kontak seperti Acuvue, Alcon, dan CooperVision ditemukan memiliki tingkat PFAS yang berbeda.
Foto: Flickr
Lensa kontak. Menurut penelitian, merek lensa kontak seperti Acuvue, Alcon, dan CooperVision ditemukan memiliki tingkat PFAS yang berbeda.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penelitian baru mengungkapkan bahwa berbagai jenis lensa kontak lunak (softlens) di AS dapat mengandung bahan kimia yang beracun. Hal itu terungkap dari studi konsumen oleh Mamavation, sebuah komunitas investigasi produk kesehatan lingkungan yang didukung oleh seorang ibu California, Amerika Serikat.

Mamavation bermitra dengan organisasi nirlaba dari sebuah publikasi Environmental Health Sciences, Environmental Health News. Untuk penelitian ini, 18 set softlens populer dikirim ke laboratorium bersertifikasi The Environmental Protection Agency (EPA) untuk mencari indikasi per- and polyfluoroalkyl substances (PFAS).

Baca Juga

Menurut Harvard TH Chan School of Public Health di Boston, PFAS juga dikenal sebagai "forever chemical" karena tidak terurai di dalam tubuh atau lingkungan. Menurut penelitian itu, semua 18 lensa menunjukkan berbagai tingkat fluor organik, penanda PFAS.

Menurut penelitian, merek seperti Acuvue, Alcon, dan CooperVision ditemukan memiliki tingkat PFAS yang berbeda. Fox News Digital menghubungi Johnson & Johnson (pembuat lensa Acuvue), Alcon, dan CooperVision untuk mengomentari temuan studi baru tersebut.

Sebanyak 40 persen lensa kontak yang diuji dalam penelitian ini mengandung lebih dari 4.000 parts per million (ppm) fluor organik, yang setara dengan delapan dari 18 produk. Mamavation melaporkan PFAS paling sering digunakan dalam produk sebagai bahan kimia tahan noda, tahan minyak, dan tahan air.

Temuan penelitian mengatakan PFAS dianggap persisten dan beracun dengan potensi bertahan selama "puluhan tahun" di dalam tubuh manusia. Mamavation melaporkan paparan PFAS dapat menyebabkan kekebalan tubuh yang lebih rendah, peningkatan kadar kolesterol, penyakit metabolik, seperti obesitas dan diabetes, penyakit kardiovaskular, penurunan kesuburan pada pria dan wanita, peningkatan risiko kanker ginjal dan testis, dan efek samping lainnya.

"Sangat penting untuk mengurangi jumlah PFAS yang Anda dapatkan dari makanan, air, dan produk perawatan pribadi seperti lensa kontak," tulis Mamavation di situs webnya, dilansir Fox News Digital, Rabu (24/5/2023).

Kepala ilmuwan Environmental Health Sciences, Pete Myers, mengatakan bahwa anggapan tingkat fluor organik dalam lensa kontak aman adalah hal menggelikan. Pada musim panas lalu, Myers mencontohkan EPA mengeluarkan nasihat kesehatan dalam minum (air) untuk empat PFAS umum, mulai dari 0,004 parts per trillion (ppt) hingga 2.000 ppt. EPA menganggap paparan di bawah ambang batas ini aman untuk air minum.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement