Rabu 24 May 2023 21:59 WIB

Kemenperin: Industri Kimia Berperan Penting dalam Pembangunan Nasional

Pada 2022, industri kimia adalah kontributor terbesar ketiga nonmigas.

Rep: Iit Septyaningsih/ Red: Ahmad Fikri Noor
Ilustrasi pabrik industri kimia. Pemerintah terus mengembangkan industri kimia sebagai industri strategis yang berperan penting dalam pembangunan nasional.
Foto: EPA/ Wu Hong
Ilustrasi pabrik industri kimia. Pemerintah terus mengembangkan industri kimia sebagai industri strategis yang berperan penting dalam pembangunan nasional.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah terus mengembangkan industri kimia sebagai industri strategis yang berperan penting dalam pembangunan nasional. Industri itu dinilai sebagai modal dasar bagi pengembangan industri di hilirnya, seperti makanan dan minuman, serat kain, tekstil, kemasan, barang plastik, elektronika, otomotif, hingga obat-obatan. 

Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menyatakan, keberhasilan pembangunan industri nasional salah satunya sangat dipengaruhi oleh profil industri kimia. Sebagai pemasok bahan baku bagi industri hilir, sektor industri kimia diharapkan memiliki kapasitas memadai dan memiliki performa baik dan stabil setiap saat. 

Baca Juga

“Hal inilah yang mendorong pemerintah terus memperkuat industri kimia. Melalui peningkatan kapasitas produksi serta melengkapi struktur pohon industri demi menjamin pemenuhan kebutuhan bahan baku industri,” ujar Plt Direktur Jenderal Industri Kimia, Farmasi, dan Tekstil (IKFT) Kemenperin, Ignatius Warsito, dalam keterangan resmi, Rabu (23/5/2023).

Pentingnya industri kimia, kata dia, ditunjukkan dari besarnya kontribusi dalam produk domestik bruto (PDB). Pada 2022, industri kimia merupakan kontributor terbesar ketiga terhadap sektor industri pengolahan nonmigas. 

Ignatius mengatakan, itu menunjukkan bahan-bahan kimia merupakan komoditas yang sangat strategis dan sangat menentukan arah kebijakan pemerintah, terutama di bidang ekonomi. Maka Kemenperin mengapresiasi PT Nippon Shokubai Indonesia (NSI) atas perluasan investasi yang dilakukan. 

PT NSI menjadi satu-satunya perusahaan di Indonesia dan Asia Tenggara yang memproduksi acrylic acid dan acrylic esters. Sekaligus produsen superabsorbent polymer (SAP) pertama dan satu-satunya di Indonesia.

Acrylic acid dan acrylic esters merupakan bahan kimia intermediate yang pemanfaatannya sangat luas, antara lain untuk bahan baku pada industri emulsi, polimer dan resin, akrilik fiber, dan poliolefin kopolimer. Sedangkan SAP digunakan sebagai absorbent material pada disposable baby diapers atau popok sekali pakai. 

Nippon Shokubai Group memiliki 20 persen pangsa pasar dunia untuk produk SAP, sehingga menjadikan Nippon Shokubai Group sebagai pemasok terbesar SAP di dunia. Investasi proyek acrylic acid PT NSI tahap ketiga di Cilegon, Banten menunjukkan, potensi pengembangan industri kimia intermediate sangat besar.

Dengan penambahan kapasitas produk acrylic acid sebesar 100 ribu ton per tahun, total kapasitas Acrylic Acid PT Nippon Shokubai Indonesia menjadi 240 ribu ton per tahun. Penambahan kapasitas produksi ini berkontribusi menjaga pasokan dalam negeri sebagai antisipasi meningkatnya permintaan acrylic acid domestik, sekaligus menambah potensi pasar ekspor.  

Dengan total nilai investasi sebesar 693 juta dolar AS hingga saat ini, PT NSI telah mampu menyerap tenaga kerja terampil dan membuka peluang lapangan pekerjaan baru. “Kami sangat menghargai dan mengapresiasi investasi perluasan pabrik Acrylic Acid yang dilakukan oleh PT NSI yang sempat tertunda akibat pandemi Covid-19, tetapi akhirnya berhasil dilaksanakan dengan baik,” tutur dia.

Ignatius menyatakan, Kemenperin akan terus berupaya menciptakan iklim usaha industri yang baik, menguntungkan, dan berkesinambungan. Hal itu melalui berbagai kebijakan sehingga investasi dapat terus bertumbuh dan kekuatan ekonomi Indonesia menjadi semakin kokoh.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement