REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- Jepang akan memberikan sumbangan sekitar 100 kendaraan militer ke Ukraina. Tokyo berupaya menyediakan peralatan yang dapat digunakan militer lebih luas daripada pengiriman helm dan pakaian hazmat sebelumnya.
Dua truk berukuran setengah ton dipamerkan dalam sebuah upacara di Kementerian Pertahanan. Wakil Menteri Pertahanan Jepang, Toshiro Ino menyerahkan dokumen kepada Duta Besar Ukraina, Sergiy Korsunsky.
“Kami berharap invasi berakhir secepat mungkin dan kehidupan sehari-hari yang damai kembali. Kami akan memberikan dukungan sebanyak mungkin," ujar Ino.
Donasi tersebut juga mencakup 30.000 jatah makanan. Bantuan ini diberikan ketika pemerintah Jepang sedang berusaha untuk melonggarkan kebijakan transfer peralatan militernya di bawah kebijakan keamanan nasional baru, yang memungkinkan militernya memainkan peran ofensif lebih besar pasca-Perang Dunia Kedua.
Jepang membatasi sumbangannya untuk peralatan yang tidak mematikan, karena kebijakan transfer melarang penyediaan senjata mematikan ke negara-negara yang sedang berperang.
Jepang telah memberikan rompi antipeluru, helm, masker gas, pakaian hazmat, drone kecil, dan jatah makanan kepada Ukraina sejak invasi Rusia dimulai tahun lalu.
Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida menjanjikan bantuan kendaraan militer tersebut kepada Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy ketika bertemu di sela-sela KTT Kelompok Tujuh (G7) di Hiroshima. Jepang juga menawarkan untuk merawat tentara Ukraina yang terluka di rumah sakit militer Jepang.
Kendaraan militer tersebut terdiri dari truk setengah ton, kendaraan dengan mobilitas tinggi, dan kendaraan penanganan material. Badan Akuisisi, Teknologi, dan Logistik mengatakan, rincian termasuk jumlah pasti kendaraan dan waktu pengirimannya, sedang diselesaikan.
Tokyo telah bergabung dengan Amerika Serikat dan negara-negara Eropa dalam memberikan sanksi kepada Rusia atas invasinya. Jepang juga memberikan dukungan kemanusiaan dan ekonomi untuk Ukraina.
Jepang telah menyumbang lebih dari 7 miliar dolar AS untuk Ukraina. Jepang juga telah menerima lebih dari 2.000 pengungsi Ukraina dan membantu mereka dengan perumahan dan dukungan untuk pekerjaan dan pendidikan. Ini adalah langkah langka di negara yang terkenal dengan kebijakan imigrasi ketat.