Kamis 25 May 2023 11:57 WIB

Sekjen NATO: Keanggotaan Ukraina tak Jadi Agenda di KTT

Hal terpenting saat ini adalah memastikan Kiev memenangkan perang melawan Rusia.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Esthi Maharani
Sekretaris Jenderal Organisasi Pertahanan Atlantik Utara (NATO) Jens Stoltenberg mengatakan, keanggotaan Ukraina di aliansi pertahanan tersebut tak masuk dalam agenda KTT NATO.
Foto: EPA-EFE/STEPHANIE LECOCQ
Sekretaris Jenderal Organisasi Pertahanan Atlantik Utara (NATO) Jens Stoltenberg mengatakan, keanggotaan Ukraina di aliansi pertahanan tersebut tak masuk dalam agenda KTT NATO.

REPUBLIKA.CO.ID, BRUSSELS – Sekretaris Jenderal Organisasi Pertahanan Atlantik Utara (NATO), Jens Stoltenberg, mengatakan keanggotaan Ukraina di aliansi pertahanan tersebut tak masuk dalam agenda KTT NATO. Dia menyebut hal terpenting saat ini adalah memastikan Kiev memenangkan perang melawan Rusia.

"Saya pikir semua orang menyadari bahwa menjadi anggota di tengah perang bukanlah agenda. Dan bukan itu masalahnya. Masalahnya lebih pada apa yang terjadi ketika perang berakhir, dengan satu atau lain cara," ujar Stoltenberg ketika berbicara di Brussels Forum yang digelar the German Marshall Fund of the United States, Rabu (24/5/2023).

Baca Juga

Stoltenberg mengingat komitmen yang dibuat NATO ketika menggelar KTT di Madrid, Spanyol, tahun lalu, yakni bahwa Ukraina akan menjadi anggota aliansi tersebut. Dia mengungkapkan, gagasan untuk merangkul Kiev sebagai anggota sudah tercetus sejak 2008. Menurut dia, perang dengan Rusia telah memastikan bahwa Ukraina semakin dekat untuk masuk ke NATO.

"Tugas yang paling mendesak dan penting sekarang adalah memastikan bahwa Ukraina menang sebagai negara merdeka yang berdaulat. Karena jika Ukraina tidak menang, maka tidak ada masalah keanggotaan untuk dibahas," ucap Stoltenberg.

Dia berharap dalam KTT NATO 2023 yang digelar di Vilnius, Lithuania, pada Juli mendatang, program multi-tahun NATO untuk membantu transisi Ukraina dari doktrin dan standar era Uni Soviet ke doktrin dan standar NATO akan disepakati. “Ini terdengar agak teknis, tapi ini sangat penting,” ujarnya.

Bulan lalu, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mendesak NATO untuk segera merangkul negaranya sebagai anggota resmi blok tersebut. Hal itu disampaikan ketika Jens Stoltenberg melakukan kunjungan perdana ke Kiev sejak dimulainya konflik dengan Rusia pada Februari 2021 lalu.

Zelenskyy mengatakan KTT NATO yang diagendakan digelar di Lithuania pada Juli mendatang bisa menjadi momen bersejarah jika Ukraina menerima undangan resmi untuk bergabung dengan aliansi tersebut. “Sudah waktunya untuk mengambil keputusan yang tepat,” ujarnya dalam konferensi pers bersama Stoltenberg, 20 April 2023 lalu.

Pada kesempatan itu, Stoltenberg memastikan isu keanggotaan Ukraina akan menjadi agenda utama dalam pembahasan KTT NATO pada Juli mendatang. “NATO akan mendukung Anda hari ini, besok, dan selama yang dibutuhkan,” ujarnya.

Pada 30 September 2022, Zelenskyy secara resmi mengajukan permohonan keanggotaan Ukraina kepada NATO. Langkah itu diambil hanya beberapa jam setelah Presiden Rusia Vladimir Putin mengesahkan aneksasi empat wilayah Ukraina, yakni Luhansk, Donetsk, Kherson, dan Zaporizhzhia. Zelenskyy mendesak NATO memberikan keanggotaan “jalur cepat” kepada negaranya.

Karena masih dalam keadaan berperang, NATO tidak mungkin menerima masuknya Ukraina. Terdapat Pasal 5 NATO yang mengatur bahwa jika salah satu anggotanya diserang, serangan tersebut harus dipandang sebagai agresi ke semua anggota.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement