Kamis 25 May 2023 12:55 WIB

Kemendikbud: Masyarakat Adat Punya Potensi Dongkrak Ekonomi Daerah

Kearifan lokal bisa membuka peluang untuk mengangkat perekonomian kerakyatan.

Red: Gita Amanda
Warga bergotong royong memperbaiki Rumah adat Sowohi Kie Matiti di Gurabunga, Kota Tidore Kepulauan, Maluku Utara, (ilustrasi). Kemendikbudristek menyatakan masyarakat adat memiliki potensi untuk mendongkrak pertumbuhan ekonomi di daerah setempat.
Foto: ANTARA FOTO/Andri Saputra
Warga bergotong royong memperbaiki Rumah adat Sowohi Kie Matiti di Gurabunga, Kota Tidore Kepulauan, Maluku Utara, (ilustrasi). Kemendikbudristek menyatakan masyarakat adat memiliki potensi untuk mendongkrak pertumbuhan ekonomi di daerah setempat.

REPUBLIKA.CO.ID, WAINGAPU -- Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) menyatakan masyarakat adat memiliki potensi untuk mendongkrak pertumbuhan ekonomi di daerah setempat.

"Sebenarnya mereka punya potensi, dengan kearifan lokalnya bisa membuka peluang untuk mengangkat perekonomian kerakyatan mereka," kata Direktur Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan Masyarakat Adat Kemendikbudristek, Sjamsul Hadi, ketika berkunjung ke Kampung Raja Prailiu, Sumba Timur, NTT, Kamis (25/5/2023).

Baca Juga

Sjamsul menuturkan budaya dan kearifan lokal yang dipegang teguh secara turun temurun oleh masyarakat adat, harus dikelola dengan baik sesuai bakat atau bidang yang mereka geluti. Misalnya, warga Kampung Raja Prailiu, Kecamatan Kambera, Kabupaten Sumba Timur, NTT yang mempunyai banyak perajin tenun.

Sayangnya, dikarenakan aktivitas kebudayaan itu sudah menjadi kegiatan sehari-hari, potensi ekonomi itu kurang dikembangkan dan difasilitasi oleh pemerintah daerah setempat. Padahal, dengan kekayaan budayanya itu, seharusnya masyarakat adat mendapatkan ruang untuk mengeksplorasi diri dan dukungan dari pemerintah.