Kamis 25 May 2023 17:09 WIB

Mutasi Pegawai Bermasalah, Kemensos: Biar Mensos Risma Tenang Bekerja

Mempertahankan pegawai diduga terlibat korupsi dinilai hanya akan habiskan energi.

Rep: Zainur Mahsir Ramadhan/ Red: Teguh Firmansyah
Mensos Tri Rismaharini saat memberikan keterangan terkait penggeledahan KPK kepada awak media di Jakarta, Rabu (24/5/2023).
Foto: Republika/Zainur Mahsir Ramadhan
Mensos Tri Rismaharini saat memberikan keterangan terkait penggeledahan KPK kepada awak media di Jakarta, Rabu (24/5/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Plt Kepala Biro Komunikasi Kementerian Sosial (Kemensos) Romal Uli Jaya Sinaga membantah anggapan yang menyebut Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini melakukan mutasi untuk mengamankan diri. Menurut dia, mutasi terhadap beberapa pegawai yang diduga terlibat korupsi Bansos itu diutamakan untuk memudahkan kerja menteri.

“Pertama, bukan maksud mengamankan diri beliau. Biar beliau tenang bekerja gitu loh,” kata Romal saat dikonfirmasi, Kamis (25/5/2023).

Baca Juga

Dia menambahkan, energi yang dihabiskan jika mempertahankan pegawai terkait di jabatan strategis akan berpengaruh terhadap kerja Kemensos. Karena itu, kata dia, Risma memilih melakukan pendalaman dan mutasi untuk memudahkan kerja. “Daripada habis waktu di sana, kapan kerjanya? Ibu ini enggak punya kepentingan apa-apa,” ucapnya. 

Sebelumnya, Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini mengatakan tak tahu-menahu soal dugaan kasus korupsi bansos yang berujung penggeledahan di Kementerian Sosial (Kemensos) oleh KPK, Selasa (23/5/2023). Saat pemeriksaan tersebut, Risma mengaku tak melibatkan diri.

Meski demikian, dia menyebut sempat ada informasi terhadap dirinya menyoal dugaan korupsi bansos yang melibatkan staf di kantor pusat Kemensos. Mendapat kabar itu, Risma menjelaskan, langsung memindahkan staf terkait dari kantor pusat dan tanpa peran pengelolaan uang.

“Saya mendengar aja (terlibat). Saya juga takut ada dampaknya kan. Memang ada yang saya non-job-kan juga, tapi itu harus diperiksa dulu,” kata dia. 

Menyoal rotasi yang dilakukan, kata dia, diutamakan agar staf terkait bisa menghindari peran strategis hingga pemeriksaan lebih lanjut. “Ya saya butuh aman kan? Itu bagi saya mengamankan saya. Saya ga tahu kalau setelah itu dia insaf atau tidak. Tapi yang jelas saya butuh aman,” tutur Risma.  

Ditanya dari jabatan apa maupun dirotasi ke mana, dia tak mau menjawabnya, pun dengan jumlah orang yang diduga terlibat. Menurut dia, info itu hanya dia dengar secara selintas dan tidak bisa diinformasikan kepada awak media. “Iyalah saya juga takut kalau (ada) impact-nya kan, ya saya tinggalin,” tutur dia.

 

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement