REPUBLIKA.CO.ID, ISTANBUL -- Cina meminta Israel "berhenti melanggar batas" atas tanah dan sumber daya rakyat Palestina.
"Sejak awal tahun ini, Israel terus memajukan tindakan sepihak untuk menyetujui pengembalian, membangun permukiman baru, dan melegalkan permukiman," kata Geng Shuang, wakil perwakilan tetap Cina untuk PBB, kepada Dewan Keamanan PBB pada Rabu (24/5/2023).
Dewan Keamanan sedang membahas situasi di Timur Tengah, kata sebuah pernyataan yang dibacakan oleh misi Cina untuk PBB.
Geng mengatakan, kegiatan permukiman Israel melanggar hukum internasional dan Resolusi Dewan Keamanan PBB 2334. Ia menegaskan pula status quo situs-situs suci keagamaan di Yerusalem harus dihormati dan ditegakkan.
‘’Kami mendesak Israel segera menghentikan tindakan ini dan berhenti merambah tanah dan sumber daya rakyat Palestina,’’ katanya, seperti dilansir laman berita Anadolu.
Menunjuk pada ketegangan di wilayah Palestina yang diduduki, Geng mengatakan, seorang pejabat keamanan senior Israel memasuki kompleks Masjid Al Aqsa untuk kedua kalinya tahun ini dan menyebabkan ketegangan baru.
Pada Ahad (21/5/2023), Menteri Keamanan Nasional Israel Ben-Gvir memaksa masuk ke dalam kompleks Masjid Al Aqsa. Begitu masuk, ia mengeklaim kepemilikan Israel atas situs suci tersebut.
Beberapa negara, termasuk Amerika Serikat, Turki, Prancis, Yordania, Qatar, Malaysia, dan Mesir, mengutuk provokasi dan retorika yang menghasut dari menteri tersebut.
"Dalam masalah situs suci agama, Israel harus menghentikan provokasinya, menjamin hak beribadah umat Muslim, menjunjung tinggi perdamaian dan ketenangan situs suci agama, dan menghormati hak-hak Yordania," ujar diplomat Cina itu.
Cina akan terus mendukung rakyat Palestina dan perjuangan mereka untuk memulihkan hak-hak nasional yang sah dan mendukung pembentukan negara Palestina yang berdaulat penuh dan merdeka berdasarkan perbatasan tahun 1967 dengan Yerusalem Timur sebagai ibu kotanya.