Jumat 26 May 2023 01:20 WIB

Kemampuan Dahsyat Rudal Baru Iran yang Diklaim Bisa Mengalahkan AS dan Israel

Rudal baru Iran mampu membawa hulu ledak 1.500 kilogram dan jangkau jarak 2.000 km.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Nidia Zuraya
 Sebuah rudal Penghancur Khaibar dibawa melewati potret Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei selama parade militer memperingati dimulainya perang Irak-Iran 1980-88, di depan kuil mendiang pendiri revolusioner Ayatollah Khomeini, tepat di luar Teheran, Iran, Kamis, 22 September 2022.
Foto: AP/Vahid Salemi
Sebuah rudal Penghancur Khaibar dibawa melewati potret Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei selama parade militer memperingati dimulainya perang Irak-Iran 1980-88, di depan kuil mendiang pendiri revolusioner Ayatollah Khomeini, tepat di luar Teheran, Iran, Kamis, 22 September 2022.

REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN – Iran berhasil menguji rudal balistik Khorramshahr generasi ke-4 dengan nama Khaibar. Rudal tersebut mampu membawa hulu ledak seberat 1.500 kilogram dengan daya jangkau mencapai 2.000 kilometer.

“Rudal balistik terbaru Iran dan produk teranyar dari Organisasi Industri Dirgantara (AIO) Kementerian Pertahanan diresmikan hari ini dalam sebuah upacara yang dihadiri oleh menteri pertahanan,” kata kantor berita Iran, Islamic Republic News Agency (IRNA), Kamis (25/5/2023).

Baca Juga

IRNA mengungkapkan, rudal balistik diberi nama Khaibar, mengacu pada kastil Yahudi yang dikuasai oleh pejuang Muslim pada masa awal Islam. Iran, yang memiliki salah satu program rudal terbesar di Timur Tengah, mengatakan, senjatanya mampu mencapai pangkalan Israel dan Amerika Serikat (AS) di kawasan tersebut.

"Pesan kami kepada musuh Iran adalah bahwa kami akan membela negara dan pencapaiannya. Pesan kami kepada teman-teman kami adalah kami ingin membantu stabilitas kawasan," kata Menteri Pertahanan Iran Mohammedreza Ashtiani, dikutip laman Al Araby.

Meski tak dinyatakan secara eksplisit, tapi dari pemilihan nama rudal terbarunya, Iran seolah ingin memberi baying-bayang ancaman kepada Israel. Tel Aviv diketahui turut memandang Iran sebagai ancaman eksistensial. Pekan lalu Presiden Iran Ebrahim Raisi mengatakan, negaranya tak pernah menganggap Arab Saudi sebagai musuh. Dia menegaskan bahwa musuh Iran dan dunia Islam adalah Israel.

“Kami tidak pernah menganggap Arab Saudi sebagai musuh kami. Berdasarkan kebijakan berprinsip Republik Islam Iran, kami menganggap rezim Zionis (Israel) sebagai musuh bersama dunia Islam,” kata Raisi dalam pertemuannya dengan Perdana Menteri Pakistan Shehbaz Sharif, 18 Mei 2023 lalu, dikutip laman Al Arabiya.

Bulan lalu Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengingatkan bahwa siapa pun negara di kawasan Timur Tengah yang bermitra dengan Iran akan dihinggapi kesengsaraan. “Mereka yang bermitra dengan Iran bermitra dengan kesengsaraan. Lihat Lebanon, lihat Yaman, lihat Suriah, lihat Irak; ini adalah negara-negara yang hampir berstatus negara gagal. 95 persen masalah di Timur Tengah berasal dari Iran,” kata Netanyahu dalam sebuah wawancara dengan CNBC, 19 April 2023 lalu.

Dia pun sempat menyinggung tentang kesepakatan rekonsiliasi antara Arab Saudi dan Iran yang kini berlanjut ke arah penyelesaian konflik Yaman. “Saya pikir itu mungkin lebih berkaitan dengan keinginan untuk mengurangi atau bahkan menghilangkan konflik yang telah berlangsung lama di Yaman. Saya pikir Arab Saudi, para pemimpin di sana, tidak memiliki ilusi tentang siapa musuh mereka, dan siapa teman mereka di Timur Tengah,” ucap Netanyahu.

Kendati Saudi sudah memulihkan hubungan dengan Iran, Netanyahu tetap menginginkan terwujudnya normalisasi diplomatik antara Israel dan Saudi. “Saya pikir ini (pembukaan hubungan resmi Israel-Saudi) akan menjadi lompatan kuantum besar lainnya untuk perdamaian,” ujarnya. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement