Jumat 26 May 2023 14:51 WIB

Bantah Jokowi Bermain Dua Kaki, Projo: Kaki Seribu

Projo mengusahakan agar pasangan Prabowo-Ganjar terwujud pada Pilpres 2024.

Rep: Nawir Arsyad Akbar/ Red: Erik Purnama Putra
Penanggung jawab Musyawarah Rakyat (Musra) sekaligus Ketua Umum Projo, Budi Arie Setiadi.
Foto: Republika/Nawir Arsyad Akbar
Penanggung jawab Musyawarah Rakyat (Musra) sekaligus Ketua Umum Projo, Budi Arie Setiadi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penanggung jawab Musyawarah Rakyat (Musra) yang juga Ketua Umum Relawan Pro Jokowi (Projo), Budi Arie Setiadi tak mau menafsirkan ke arah mana dukungan Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada Pilpres 2024. Belakangan ini, Jokowi disebut bermain dua kaki karena dukungannya terbelah ke Prabowo Subianto dan Ganjar Pranowo.

"Pak Jokowi bukan dua kaki, kaki seribu. Banyak, untuk rakyat. Orang dia udah bilang 'Saya mau bisiki nanti, jutaan rakyat saya bisikin satu-satu'. Masak dua, kakinya banyak, seribu, karena untuk rakyat," ujar Budi di Kantor DPP Projo, Jakarta yang dikutip Jumat (26/5/2023).

Budi Arie menjelaskan, Projo pihaknya mengusulkan tiga nama kandidat calon presiden (capres) kepada Jokowi. Namun, pihaknya terus mengusahakan agar pasangan antara Prabowo Subianto dan Ganjar Pranowo terwujud pada 2024.

Hal tersebut juga sudah disampaikannya kepada Jokowi. Bahkan, ia mengeklaim, Jokowi juga masih mengusahakan pasangan Prabowo dengan Ganjar terealisasi pada Pilpres 2024.

"Terakhir juga bicara dengan Presiden 'Gimana Pak?' (jawab Jokowi) 'Masih usaha untuk itu'. Cuma kan makin lama makin sulit ya," ujar wakil menteri desa tersebut.

Musra yang digelar Projo menilai, Prabowo dengan Ganjar adalah kombinasi yang ideal untuk memimpin Indonesia pada periode berikutnya. Meskipun Musra juga mengusulkan nama Ketua Umum Partai Golkar, Airlangga Hartarto.

Namun, ia memahami, rencana memasangkan Prabowo dan Ganjar semakin rumit. Hal itu karena PDIP dan Gerindra sama-sama ngotot ingin mengusung capres. "Makin lama makin sulit ya, karena makin tipis-tipis gitu. Ya kita ingin menyatukan lah, usaha persatuan itu tetap ada, kalau kenyataannya agak sulit, ya udah," ujar Budi.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement