REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ibnu Arabi merupakan ulama klasik yang berpikiran progresif. Kealiman ilmu dan sikap itu membuatnya dikaruniai karomah oleh Allah SWT.
Adapun karomah biasa diartikan sebagai perbuatan luar biasa yang muncul dari diri seorang wali atau kekasih Allah SWT. Sehingga, orang biasa tidak bisa memiliki karomah.
Zainul Maarif dalam buku Tahkik Syajarah Al Kawn mengatakan, salah satu kelebihan Ibnu Arabi ketika mendapat hinaan adalah ia tidak pernah marah. Sebab penghinan mengatakan satu hinaan, sementara Ibnu Arabi tidak merasa memiliki hal-hal yang dihinakan kepadanya.
Adapun sebagian dari karomah Ibnu Arabi yang tercatat antara lain, mampu berjumpa dengan ruh para Nabi yang dikehendakinya. Kedua, Ibnu Arabi memiliki karomah berupa lembaran kitab Al Futuhat Al Makiyyah yang dibuatnya tidak rusak oleh angin dan hujan meskipun dibiarkan selama setahun di atas Ka'bah tanpa ditutupi.
Ketiga, pembenci Ibnu Arabi yang hendak membakar kotak penyimpan barang-barang Ibnu Arabi terjebak ke dalam tanah sebelum berhasil menyentuh dan membakar barang-barang Ibnu Arabi itu.
Kebencian kepada Ibnu Arabi semacam itu kerap disulut oleh para fuqaha dan orang-orang memandang agama terbiasa secara lahiriah saja. Maka sejak Ibnu Arabi berkiprah di dunia intelektual hingga jauh setelah Ibnu Arabi wafat, banyak orang yang mengkritik Ibnu Arabi.