Jumat 26 May 2023 17:04 WIB

Wanita 2 Kali Lebih Mungkin Meninggal Setelah Serangan Jantung Dibandingkan Pria

Peneliti memeriksa hasil pasien pria dan wanita di RS antara 2010 hingga 2015.

Rep: Umi Nur Fadhilah/ Red: Qommarria Rostanti
Pria mengalami serangan jantung (ilustrasi). Penelitian menunjukkan, wanita lebih mungkin mengalami kondisi lebih buruk setelah serangan jantung dibandingkan pria.
Foto: www.freepik.com.
Pria mengalami serangan jantung (ilustrasi). Penelitian menunjukkan, wanita lebih mungkin mengalami kondisi lebih buruk setelah serangan jantung dibandingkan pria.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penelitian menunjukkan, wanita lebih mungkin mengalami kondisi lebih buruk setelah serangan jantung dibandingkan pria. Penyebabnya bisa jadi karena usia yang lebih tua, peningkatan jumlah kondisi lain, dan lebih sedikit penggunaan stent untuk membuka arteri yang tersumbat.

Baru-baru ini, peneliti memeriksa hasil pasien pria dan wanita yang dirawat di rumah sakit antara 2010 hingga 2015 karena serangan jantung, dan diobati dengan stent dalam waktu 48 jam setelah timbulnya gejala. Mereka menemukan, wanita dua sampai tiga kali lebih mungkin mengalami hasil yang merugikan, seperti kematian, daripada pria, baik dalam jangka pendek maupun panjang.

Baca Juga

Peneliti melibatkan 884 pasien dengan usia rata-rata 62 tahun. Lebih dari seperempat peserta adalah wanita. Wanita rata-rata berusia 67 tahun pada awal penelitian dan pria rata-rata berusia 60 tahun. Wanita lebih cenderung memiliki tekanan darah tinggi, diabetes, dan strok sebelumnya daripada pria. Namun, pria lebih cenderung merokok dan memiliki penyakit arteri koroner.

Para peneliti mencatat, wanita di bawah 55 tahun cenderung menunggu rata-rata 95 menit di rumah sakit untuk perawatan, sedangkan pria dengan usia yang sama dirawat setelah 80 menit. Setelah menganalisis data, para peneliti menemukan bahwa 11,8 persen wanita meninggal 30 hari setelah pengobatan dibandingkan dengan hanya 4,6 persen pria.