Jumat 26 May 2023 20:51 WIB

Praktisi Pendidikan: Diksi Marketplace Nadiem Singgung Perasaan Guru

Pemerintah berencana membuat lokapasar sebagai talent pool para guru.

Rep: Ronggo Astungkoro/ Red: Teguh Firmansyah
Seorang guru saat mengajar di sekolah (ilustrasi)
Foto: Antara/Rivan Awal Lingga
Seorang guru saat mengajar di sekolah (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengembangan marketplace alias lokapasar sebagai talent pool tenaga guru dinilai dapat mendongkrak kualitas pendidikan dari sisi pendistribusian guru dengan menggunakan teknologi. Tapi, pemilihan diksi marketplace menjadi soal karena dinilai dapat menyakiti perasaan guru.

“Yang saya tidak setuju dan sangat saya tentang adalah istilah marketplace. Ini berarti perdagangan guru atau guru didagangkan,” ujar praktisi pendidikan dari Universitas Negeri Jakarta, Dirgantara Wicaksono, kepada Republika, Jumat (26/5/2023).

Baca Juga

Dirgantara menjelaskan, sebutan marketplace dapat menyinggung guru. Sebagai pembina Backpacker Teaching, komunitas pendidik yang mengajar di 21 wilayah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T), banyak dari anggotanya yang merasa tersinggung dengan sebutan tersebut. “Konsepnya mungkin seperti marketplace, tapi jangan disebut marketplace. Itu menyinggung guru,” ujar Dirgantara.

Sebenarnya, kata dia, konsep yang disampaikan oleh Mendikbudristek Nadiem Makarim dalam rapat dengan Komisi X DPR RI tersebut sudah cukup baik untuk memperbaiki salah satu problematika pendidikan di Indonesia. Salah satu masalah yang ada terkait dengan sumber daya manusia (SDM) yang membuat kualitas pendidikan belum merata.