REPUBLIKA.CO.ID, IRBIL – Irak mengumumkan proyek transportasi regional senilai 17 miliar dolar AS. Proyek pembuatan jalan dan rel tersebut untuk memudahkan pengiriman komoditas perdagangan dari Asia ke Eropa. Pengumuman ini disampaikan pada konferensi satu hari di Baghdad.
Hadir dalam acara tersebut menteri transportasi dan perwakilan dari Irak, negara-negara Teluk, Turki, Iran, Suriah, dan Yordania.
Perdana Menteri Irak Mohammed Shia al-Sudani menjelaskan, proyek yang dinamai Development Road untuk memudahkan pergerakan barang dari negara-negara Teluk ke Eropa yang tiba di Grand Faw Port, Basra di selatan Irak.
Nantinya, jalan tersebut menghubungkan ke Turki lalu ke Eropa melalui jaringan kereta api dan jalan bebas hambatan. Inti proyek ini, jelas al-Sudani, adalah pengembangan Grand Faw Port serta “smart industrial city” dilekatkan juga di sana.
Rencananya, proyek ini termasuk membangun jalur kereta api dan jalan bebas hambatan sepanjang 1.200 km. ‘’Ini akan menghidupkan ekonomi dan menjanjikan kesempatan luas terkait sejarah, kepentingan, dan budaya Irak,’’ kata al-Sudani, Sabtu (27/5/2023).
Dengan demikian, jelas dia, Irak akan menjadi sumber bagi komoditas dan industri modern. Ia tak memaparkan soal pembiayaan proyek tersebut tetapi ia menegaskan semua akan bergantung pada kemitraan erat dengan negara-negara sahabat.
Negara-negara yang berpartisipasi dan pertemuan Sabtu sepakat membentuk komite teknis bersama untuk menjalankan proyek besar tersebut. Dirjen General Company for Ports of Iraq, Farhan al-Fartousi mengatakan proyek ini bukan hanya soal barang dan penumpang.
Lebih jauh, akan membuka gerbang pembangunan secara luas di wilayah Irak. Pemerintah Irak akan memiliki kereta-kereta berkecepatan tinggi untuk mengantarkan barang dan penumpang dengan kecepatan 300 km per jam.
Ini akan menghubungan ke hub industri lokal dan komponen energy termasuk jaringan pipa dan gas. Saat ini, layanan kereta Irak tergolong lambat baik untuk barang maupun penumpang. Dari Baghdad ke Basra dengan jarak 500 km mesti ditempuh selama 10-12 jam.
Rencana proyek ini, jelas Fartousi, termasuk mengaktifkan kembali kereta yang menghubungkan Baghdad dan Berlin. ‘’Kami akan membuat jalur ini aktif lagi dan menyambungkan hubungan dengan negara lain.’’
Ia menambahkan rencana terkait transportasi yang memudahkan wisatawan dan peziarah mendatangi situs-situs suci Syiah di Irak. Selain itu juga membawa jamaah haji ke Arab Saudi.