Ahad 28 May 2023 16:45 WIB

Transgender Malaysia Ajukan Pertanyaan, Cara Habib Umar Menjawab Tuai Pujian Warganet

Habib Umar memberi pesan untuk LGBT yang ingin mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Rep: Adysha Citra Ramadani/ Red: Reiny Dwinanda
Habib Umar bin Hafidz. Cara Habib Umar menjawab pertanyaan transgender di Malaysia menuai pujian warganet.
Foto: Youtube
Habib Umar bin Hafidz. Cara Habib Umar menjawab pertanyaan transgender di Malaysia menuai pujian warganet.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kaum LGBT kerap dihakimi sebagai pendosa yang pasti akan masuk ke dalam neraka. Padahal, sebagian dari mereka mungkin sedang dalam proses untuk mencari hidayah dan mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Hal ini pula yang dirasakan oleh seorang transgender yang menghadiri pengajian Habib Umar bin Hafidz di Grand Barakah Hotel Ampang, Malaysia. Kepada Habib Umar, transgender tersebut mengungkapkan bahwa banyak orang yang menghakimi bahwa kelompok LGBT pasti akan ditempatkan di neraka.

Baca Juga

"(Padahal) kami golongan LGBT sedang mencari jalan ke Allah, contohnya hari ini (dengan mendatangi pengajian Habib Umar)," ujar perwakilan kelompok LGBT tersebut, dalam video yang diunggah oleh kanal Youtube Majelis Hikmah Alawiyah.

Mendengar pertanyaan tersebut, Habib Umar mengungkapkan bahwa manusia tak memiliki hak dan otoritas untuk menentukan apakah orang lain akan masuk surga atau neraka. Selain itu, baik atau tidaknya seseorang dalam menjalani hidup akan dilihat di penghujung kehidupannya.

Bila kaum LGBT ingin mendekatkan diri dan mendapatkan petunjuk dari Allah, ada lima amalan yang sebaiknya mereka lakukan. Menurut Habib Umar, orang-orang yang menjalani kelima amalan tersebut akan mendapatkan rahmat dan petunjuk dari Allah SWT.

"(Dengan kelima amalan tersebut) maka Allah pasti akan mengambil tanganmu, menggapai tangan kamu, untuk diberi rahmat dan diberi petunjuk," ujar Habib.

Tidak Memutus Hubungan dengan Allah

Habib Umar membagikan sebuah cerita mengenai seorang perampok yang menolak tawaran untuk minum karena sedang berpuasa. Meski sang perampok menyadari bahwa dirinya melakukan kesalahan, dia tak ingin memutus hubungannya dengan Allah. Cara yang dia lakukan adalah dengan menjalani ibadah puasa.

Seiring waktu, sang perampok mendapatkan hidayah dan berubah menjadi pribadi yang lebih baik. Sang perampok lalu mengungkapkan bahwa perubahan dirinya ke arah yang lebih baik tersebut merupakan buah dari usahanya yang tak pernah memutuskan hubungan dengan Allah.

"Jagalah hubungan antara kamu dengan Allah, dengan terus berhubungan, jangan diputus," ujar Habib Umar.

Hubungan antara manusia dengan Allah bisa terus terjalin melalui ibadah. Salah satu contohnya adalah dengan melakukan shalat lima waktu, terutama dengan berjamaah.

Zakat

Habib Umar juga menganjurkan orang-orang, termasuk kaum LGBT, yang ingin mendekatkan diri dengan Allah untuk membayar zakat. Utamakan untuk membayar zakat yang memang telah diwajibkan kepada tiap individu.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement