Senin 29 May 2023 15:38 WIB

Gerakan Pangan Murah Kembali Hadir, Telur Dibanderol Rp 29 Ribu per Kilogram

Pasokan pangan yang tersedia pada kegiatan ini didatangkan langsung oleh distributor.

Rep: Dea Alvi Soraya/ Red: Agus Yulianto
Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan (DKPP) Kota Bandung Gin Gin Ginanjar.
Foto: Republika/Dea Alvi Soraya
Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan (DKPP) Kota Bandung Gin Gin Ginanjar.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Menyusul masih melambungnya harga bahan pangan, terutama telur ayam di Kota Bandung, Pemerintah Kota Bandung melalui Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan (DKPP) bersama Badan Pangan Nasional (Bapanas) kembali menggelar Gerakan Pangan Murah. Kegiatan yang dilaksanakan di Gor Saparua Kota Bandung tersebut menjajakan sejumlah pangan pokok mulai dari beras, minyak, gula, daging ayam dan daging sapi, bawang merah dan bawang putih, cabai, hingga telur ayam. 

Kepala DKPP Kota Bandung Gin Gin Ginanjar mengatakan, pasokan pangan yang tersedia pada kegiatan ini didatangkan langsung oleh para distributor sehingga harga yang ditawarkan juga jauh lebih murah dibandingkan harga pasaran. Kegiatan ini juga menjadi salah satu upaya Pemkot Bandung untuk mengendalikan inflasi dan menstimulus kestabilan harga pangan. 

"Ini sudah tahun ketiga dilakukan dan merupakan program nasional. Hari ini kita di-support dari Bapanas dan BI Jabar dan rencananya akan dilakukan periodik di beberapa titik lain," kata Gin Gin saat ditemui di sela-sela kegiatan Gerakan Pangan Murah di Gor Saparua Kota Bandung, Senin (29/5/2023). 

Pelaksana Harian (Plh) Wali Kota Bandung Ema Sumarna mengatakan, kegiatan ini juga ditujukan untuk mengubah pola pikir tentang pola makan benar, beragam, bergizi, seimbang, dan aman (Mabar B2SA). Kegiatan sejenis, kata dia, dipastikan akan diadakan setiap tahunnya terutama jika terjadinya gejolak harga. 

Ema menyebut, setiap tahun sudah pasti ada, karena program kegiatan ini sudah ada di DPA (dokumen pelaksanaan anggaran) nya DKPP selaku leading sector. "Makin banyak kegiatan sejenis, maka saya pikir akan jauh lebih baik dan yang terpenting adalah edukasi supaya jangan hanya selesai di seremonial, tapi harus berlanjut dan mampu menyasar semua target," ujarnya. 

Saat ditanya lebih lanjut terkait kondisi pangan di Kota Bandung, Ema mengatakan, Kota Bandung bukan wilayah produsen dan masih bergantung pada pasokan pangan dari wilayah lain. Kondisi ini, menyulitkan Kota Bandung untuk melakukan intervensi atau mengendalikan harga pangan di pasaran. 

"Walaupun pemerintah sudah mengatur HET, memang Kota Bandung masih kesulitan mengatur harga atau menekan potensi kenaikan," kata Ema. 

Kabid Distribusi dan Konsumsi DKPP Kota Bandung Rima Rosmiati mengatakan, saat ini harga telur di Kota Bandung berkisar Rp32 ribu per kilogram. Sedangkan, harga acuan komoditas itu hanya sebesar Rp 27 ribu per kilogram.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement