Senin 29 May 2023 15:47 WIB

Pencarian Google 'Apakah Saya Gay' Melonjak 1.300 Persen dalam 19 Tahun

Wilayah konservatif menunjukkan tingkat pencarian tinggi.

Rep: Muhyiddin/ Red: Lida Puspaningtyas
Baju anak bertemakan kampanye LGBT di jual menjelang Pride month di toko Target, Hackensack, New Jersey, Amerika Serikat, Rabu (24 Mei 2023). Beberapa barang telah disingkirkan dari toko setelah Target menerima protes keras dari sejumlah pelanggan.
Foto: AP Photo/Seth Wenig
Baju anak bertemakan kampanye LGBT di jual menjelang Pride month di toko Target, Hackensack, New Jersey, Amerika Serikat, Rabu (24 Mei 2023). Beberapa barang telah disingkirkan dari toko setelah Target menerima protes keras dari sejumlah pelanggan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pencarian Google terkait dengan orientasi seksual pribadi dan identitas gender telah meroket sejak 2004 atau setelah 19 tahun lamanya. Hal ini berdasakan penelitian terbaru yang dilakukan Cultural Currents Institute di Amerika Serikat.

Cultural Currents Institute telah merilis analisis yang mengeksplorasi pencarian Google dari tahun 2004 hingga Mei 2023. Hal itu mencakup pencarian untuk pertanyaan seperti "apakah saya gay", "apakah saya lesbian", "apakah saya transgender" dan "bagaimana cara coming out", serta penelusuran untuk "nonbiner".  

Baca Juga

"Analisis baru menemukan bahwa penelusuran untuk frasa ini melonjak lebih dari 1.300 persen selama periode tersebut," kata lembaga itu dikutip dari dcnewsnow, Senin (29/5/2023).

Analisis menunjukkan bahwa negara bagian yang cenderung lebih konservatif adalah yang "paling tertutup". Utah tercatat sebagai negara bagian paling tinggi dalam penelusuran "apakah saya gay", "apakah saya lesbian", dan "apakah saya trans".  

Kemudian disusul oleh Iowa, Indiana, West Virginia, dan New Hampshire dalam penelusuran untuk "apakah saya gay". Sementara, negara bagian Connecticut, Kentucky, Washington, dan Colorado mengikutinya untuk penelusuran "apakah saya lesbian".

“Perbedaan regional yang disorot di bawah ini signifikan, menawarkan lanskap geografis untuk mempertanyakan diri sendiri dan penemuan di seluruh Amerika,” demikian bunyi analisis tersebut.

“Utah, negara bagian dengan nilai sosial tradisional konservatif, secara mengejutkan menduduki posisi teratas dalam tiga dari lima kategori istilah penelusuran. Ini mungkin menunjukkan pertanyaan mendasar yang signifikan tentang identitas di antara para pengguna internetnya, kemungkinan didorong oleh konflik antara perasaan pribadi dan ekspektasi masyarakat."

Negara-negara bagian yang mengikuti Utah untuk penelusuran dalam "apakah saya transgender" termasuk Kentucky, Colorado, Michigan, dan Washington. Oklahoma memimpin negara dengan pertanyaan "bagaimana cara keluar", dan diikuti oleh Virginia Barat, Mississippi, Louisiana, dan Kentucky. Sedangkan Vermont memimpin negara dalam mencari istilah "nonbiner".

Analisis ini muncul karena banyak negara bagian yang dipimpin konservatif mengejar undang-undang yang menargetkan anggota anggota LGBTQ, terutama komunitas trans muda. Menurut American Civil Liberties Union, sebanyak 490 RUU yang menargetkan hak LGBTQ telah diperkenalkan tahun ini di setidaknya 45 negara bagian. Sebanyak 57 dari mereka telah menjadi hukum.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement