REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan PT Bank Perekonomian Rakyat Syariah (BPRS) Hijra Alami atau Hijra Bank mendorong transformasi digital di Bank Perekonomian Rakyat Syariah (BPRS).
Hijra Bank menjadi satu-satunya BPRS yang telah memiliki aplikasi mobile banking. Sejak diluncurkan pada awal Desember 2022, aplikasi bank digital Hijra Bank mampu mencatatkan kinerja yang baik.
"Karena itu, Hijra Bank dapat menjadi pemicu yang baik untuk memacu pertumbuhan digitalisasi di perbankan syariah, terutama di BPRS Indonesia," kata Kepala OJK Regional 1 DKI Jakarta dan Banten Robert Akyuwen, di Jakarta, Senin (29/5/2023).
Aplikasi bank digital Hijra Bank mencatat pertumbuhan jumlah pengguna melebihi 200 persen dalam kurun waktu enam bulan sejak pertama diluncurkan. Sebagian besar pengguna aplikasi bank digital Hijra Bank berasal dari kalangan milenial dan gen Z.
Sejalan dengan pertumbuhan pengguna, kinerja keuangan Hijra Bank juga menunjukkan tren positif. Hal itu tercermin pada pembiayaan dan laba Hijra Bank yang masing-masing tumbuh sebesar 200 persen secara tahunan (year-on-year/yoy).
Meski pembiayaan meningkat, namun perusahaan mengaku rasio pembiayaan bermasalah (Non Performing Financing/NPF) mengalami perbaikan yang signifikan. Hal tersebut mengindikasikan kualitas pembiayaan yang disalurkan mengalami peningkatan yang positif.
Aset dan dana pihak ketiga (DPK) perusahaan juga tumbuh sebesar hingga 200 persen pada akhir 200 lalu. Adapun untuk DPK, perusahaan mencatat capaian Rp 100 miliar hingga kuartal I-2023 yang didorong oleh dana deposito dan tabungan wadiah.
"Dengan hadirnya Hijra Bank membuktikan bahwa BPRS Jakarta dan Banten dapat bersaing dengan fokus menekankan pada transformasi digital," ujar Robert.
Dalam kesempatan tersebut, Co-Founder Hijra Bank Dima A Djani mengatakan enam bulan terakhir telah menjadi momentum krusial bagi Hijra Bank. Namun, pertumbuhan positif yang dicapai perusahaan diyakini membuktikan BPRS mampu bertransformasi digital dengan baik.
"Pertumbuhan yang kami alami selama enam bulan terakhir merupakan upaya kami untuk terus membuktikan bahwa BPRS juga mampu bertahan, bahkan mencapai kejayaan, di era digital seperti sekarang," kata Dima.