Senin 29 May 2023 22:47 WIB

Istana Tegaskan Jokowi Cawe-Cawe Agar Pemilu Terhindar dari Polarisasi dan Konflik Sosial

"Presiden ingin memastikan Pemilu 2024 berlangsung demokratis, jujur, dan adil."

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Andri Saubani
Presiden Joko Widodo. Istana menegaskan, cawe-cawe Jokowi demi hindarkan Pemilu 2024 dari polarisasi dan konflik sosial. (ilustrasi)
Foto: AP Photo/Achmad Ibrahim
Presiden Joko Widodo. Istana menegaskan, cawe-cawe Jokowi demi hindarkan Pemilu 2024 dari polarisasi dan konflik sosial. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Deputi Bidang Protokol, Pers, dan Media, Sekretariat Presiden Bey Machmudin menjelaskan pernyataan Presiden Joko Widodo (Jokowi) bahwa dirinya melakukan cawe-cawe dalam pemilu 2024. Menurut Bey, yang dimaksud cawe-cawe oleh Jokowi yakni dilakukan untuk negara.

Jokowi, kata Bey, ingin memastikan penyelenggaraan pemilu serentak 2024 bisa berlangsung demokratis, jujur, dan adil. Pernyataan Jokowi tersebut disampaikan saat mengundang para pemimpin redaksi ke Istana pada Senin (29/5) sore.

Baca Juga

"Presiden ingin memastikan Pemilu serentak 2024 dapat berlangsung secara demokratis, jujur dan adil," kata Bey dalam keterangannya.

Bey mengatakan, Presiden berkepentingan agar pemilu terselenggara dengan baik dan aman. Jokowi tak ingin penyelenggaraan pemilu justru meninggalkan polarisasi atau konflik sosial di masyarakat.

Selain itu, Jokowi juga ingin para pemimpin nasional ke depannya bisa mengawal dan melanjutkan kebijakan-kebijakan strategis, seperti pembangunan IKN, hilirisasi, serta transisi energi bersih.

"Presiden ingin pemimpin nasional ke depan dapat mengawal dan melanjutkan kebijakan-kebijakan strategis seperti pembangunan IKN, hilirisasi, transisi energi bersih, dan lain-lain," ujar Bey.

Jokowi berharap seluruh peserta pemilu bisa berkompetisi secara free dan fair. Karena itu, kata Bey, Jokowi juga akan menjaga netralitas TNI Polri dan ASN.

Terkait hal ini, Jokowi pun ingin agar para pemilih bisa mendapatkan informasi dan berita yang berkualitas tentang peserta pemilu dan proses pemilu.

"Sehingga akan memperkuat kemampuan pemerintah untuk mencegah berita bohong atau hoax, dampak negatif AI, hingga black campaign melalui media sosial atau online," ujar Bey.

Bey pun menegaskan, Presiden juga akan menghormati dan menerima pilihan rakyat. Selain itu, Jokowi juga akan membantu transisi kepemimpinan nasional dengan sebaik-baiknya.

Sebelumnya dalam pertemuannya dengan para pimpinan media nasional, Jokowi menegaskan bahwa dirinya memang melakukan cawe-cawe untuk kepentingan negara.

"Untuk negara, saya cawe-cawe," ujar dia di Istana Merdeka Jakarta.

Jokowi pun menegaskan, bahwa cawe-cawe yang dimaksudkannya itu adalah dalam urusan yang positif. Dirinya mengaku akan cawe-cawe untuk memastikan perekonomian negara berjalan baik.

Dia juga menyatakan harus cawe-cawe agar pemilu nanti bisa berjalan secara demokratis. Jokowi mengingatkan agar pernyataannya soal cawe-cawe itu tidak disalahartikan.

"Jangan terus dianggap saya cawe-cawe urusan politik praktis," kata dia menambahkan.

Termasuk dalam urusan mengundang para pimpinan parpol, ditegaskannya sebagai upaya untuk memastikan negara ini tetap berjalan baik di masa mendatang.

 

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement