REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sholat berjamaah memiliki banyak keutamaan. Di antaranya, terbebas dari neraka dan sifat munafik bagi yang mengerjakannya.
Namun, hal ini harus dengan catatan. Yakni, tanpa tertinggal takbiratul ula selama 40 hari dan dengan ikhlas.
Dalam sebuah hadits disebutkan:
Dari Anas bin Malik dia berkata, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda,
مَنْ صَلَّى لِلَّهِ أَرْبَعِينَ يَوْمًا فِي جَمَاعَةٍ يُدْرِكُ التَّكْبِيرَةَ الأُولَى كُتِبَتْ لَهُ بَرَاءَتَانِ بَرَاءَةٌ مِنْ النَّارِ وَبَرَاءَةٌ مِنْ النِّفَاقِ
“Siapa yang sholat empat puluh hari bersama jamaah dan mendapatkan takbiratul pertama (takbiratul ihram imam) akan dicatat baginya dua kebebasan; kebebasan dari neraka dan kebebasan dari nifaq (munafik).” (HR Tirmidzi).
Maulana Zakariyya Al Khandahlawi dalam kitab Fadhilah Amal menjelaskan, maksudnya, seseorang yang sholat dengan ikhlas selama empat puluh hari dan menyertai sholat mulai dari imam takbir, maka ia termasuk mendapat jaminan. Yakni, tidak akan dimasukkan ke neraka dan tidak termasuk dalam golongan orang munafik.
Orang munafik adalah orang yang pada lahirnya Muslim, tapi hatinya kafir. Dan, empat puluh hari ini memiliki makna khusus yang dapat menyebabkan suatu perubahan, sebagaimana bayi dalam kandungan.
Selama empat puluh hari berikutnya, terjadi perubahan-perubahan lainnya. Betapa bahagia orang yang selama bertahun-tahun tidak pernah tertinggal takbiratul ula.