REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pelatih tim nasional (timnas) Indonesia, Shin Tae-yong, telah memanggil 26 pemain untuk FIFA Matchday di depan mata. Pasukan Garuda akan berhadapan dengan Palestina dan Argentina.
Duel kontra Palestina berlangsung di Surabaya. Tepatnya di Stadion Gelora Bung Tomo, Rabu (14/6/2023) malam WIB. Lima hari berselang, awak Merah Putih jumpa Argentina di Stadion Utama (SU) Gelora Bung Karno (GBK), Jakarta.
Terdapat beberapa pemain naturalisasi di tim asuhan pelatih asal Korea Selatan, Shin Tae-yong. Ada Jordi Amat, Sandy Walsh, Shayne Pattynama, Marc Klok. Kemudian Ivar Jenner, Stefano Lilipaly, Rafael Struick.
Sementara Elkann Baggott tidak termasuk kategori tersebut. Pasalnya ia memilih untuk menjadi warga negara Indonesia (WNI) di bawah usia 20 tahun. Ia telah memegang kartu tanda penduduk (KTP) sejak November 2021.
Pengamat sepak bola, Mohamad Kusnaeni, bereaksi terkait banyaknya pemain naturalisasi untuk agenda di depan mata. Menurutnya, fakta demikian bukan sesuatu yang menjadi masalah. Secara hukum bisa dipertanggungjawabkan.
"Pemain naturalisasi itu kan sudah menjadi WNI. Jadi berhak membela timnas," kata Kusnaeni kepada Republika.co.id, Selasa (30/5/2023).
Dalam konteks sepak bola, menurut Kusnaeni, ada sisi positif yang bisa diambil. Dengan begitu suasana kompetitif terasa. Para penggawa lokal tertantang unjuk kemampuan lebih di lapangan. Sehingga di kesempatan lain bisa dilirik timnas.
Kusnaeni tak asal bicara. Ia mengambil contoh dari situasi yang telah terjadi.
"Lihat contoh Dimas Drajad. Dia membuktikan diri bisa berprestasi sehingga lebih dipilih ketimbang striker naturalisasi seperti Spaso, Beto, atau yang lainnya," ujar sosok yang akrab disapa Bung Kus ini.
Sebuah kesempatan langka diperoleh pasukan Garuda. Fachruddin Aryanto dan rekan-rekan akan menghadapi juara Piala Dunia 2022, Argentina. Ada Lionel Messi dalam skuad La Albiceleste yang berkunjung ke Jakarta.