REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Menteri Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Anwar Makarim diminta peka dengan kondisi di lapangan. Pasalnya, tidak banyak guru-guru di Indonesia melek teknologi untuk akses marketplace.
"Saran saya Pak Nadiem harus bisa menyesuaikan dengan kebutuhan daerah masing-masing lihat dalu kondisinya ke setiap daerah," kata Euis Rahmawati, guru SDN Sukawening IV, Kampung Bangkonol, Kabupaten Garut, Jawa Barat, saat dihubungi Republika, Selasa(30/5/2023).
Euis menyampaikan, tidak semua guru, terutama di daerah-daerah terpencil, memiliki perangkat teknologi seperti handphone dan laptop. Karena, dua perangkat ini menjadi tempat menjalankan aplikasi marketplace.
"Karena tidak semua guru memiliki laptop dan hp bagus yang bisa menyimpan beberapa aplikasi.Tidak semua melek teknologi," katanya.
Menurut dia, yang perlu diperhatikan Menteri Nadiem adalah bagaimana guru-guru tetap istikomah dan semangat mengajar siswa-siswi menjadi anak pintar dan memiliki akhlak mulia. Keterlibatan teknologi belum bisa menjamin siswa-siswi memiliki akhlak mulia setelah lulus sekolah.
"Jadi tolong pahami tugas guru itu mengajar mendidik anak muridnya menjadi anak yang pintar baik akhlaknya," katanya.
Jadi, kata dia, guru akan kehilangan interaksi dengan murid-muridnya jika banyak mengurus sebuah perangkat lunak seusai kebijakan Nadiem. Padahal, interaksi guru dengan muridnya sangat penting dalam proses belajar mengajar.
"Jika harus mengurus aplikasi ini dan itu kapan waktu mengajarnya dan mengurus keluarganya. Karena guru honor juga manusia normal yang punya suami dan anak-anaknya harus diberikan perhatian," katanya.