Selasa 30 May 2023 14:28 WIB

PM Inggris Prihatin dengan Peningkatan Pengguna Vape di Kalangan Anak-Anak

Pemerintah Inggris akan mendorong 1 juta perokok beralih ke vape.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Nidia Zuraya
Rokok Elektrik/ Vape
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Rokok Elektrik/ Vape

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON – Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak mengaku prihatin dengan peningkatan penggunaan rokok elektrik (vape) di kalangan anak-anak di negaranya. Dia berkomitmen mencegah pemasaran dan penjualan ilegal vape kepada anak-anak.

“Saya sangat prihatin dengan peningkatan tajam pada anak-anak yang melakukan vaping dan terkejut dengan laporan vape dengan kandungan ilegal disebarkan ke tangan anak-anak sekolah,” ujar Sunak dalam sebuah pernyataan yang dirilis Departemen Kesehatan Inggris, Selasa (30/5/2023).

Baca Juga

Pernyataan tersebut mengutip survei tahun 2023 oleh badan amal kesehatan masyarakat Action on Smoking and Health (ASH) yang melibatkan anak berusia 11-17 tahun. Survei ASH menyebut, dua dari lima anak yang diwawancara mengungkapkan, mereka merokok vape hanya untuk mencobanya. Sementara satu dari lima responden mengatakan, mereka menggunakan vape karena adanya tekanan dari teman sebaya.

 

Di Inggris, menjual vape kepada individu berusia di bawah 18 tahun adalah ilegal. Pemerintah Inggris mengatakan akan meninjau aturan tentang pemberlakuan denda terhadap toko-toko yang menjual vape kepada anak-anak atau berusia di bawah 18 tahun. Aturan baru hendak disusun guna memungkinkan otoritas lokal melakuka denda di tempat dan menetapkan pemberitahuan penalty dengan lebih mudah.

“Kita harus terus mendorong perokok (tembakau) untuk beralih ke vaping sebagai risiko yang lebih rendah, sambil mencegah pemasaran dan penjualan vape ke anak-anak,” kata Kepala Petugas Medis Inggris Profesor Chris Whitty dalam pernyataannya.

Pada April lalu Pemerintah Inggris mengumumkan akan mendorong 1 juta perokok di negaranya untuk beralih ke vape. Departemen Kesehatan Inggris mengungkapkan, di bawah skema tersebut mereka bakal membagikan vape starter kit bersama dengan dukungan untuk membantu berhenti merokok.

Menteri Kesehatan Inggris Neil O’Brien mengungkapkan, dua dari tiga perokok aktif seumur hidup akan meninggal karena merokok. “Rokok adalah satu-satunya produk yang dijual yang akan membunuh Anda jika digunakan dengan benar," ucapnya dalam sebuah pernyataan, 11 April 2023 lalu.

“Kami akan menawarkan 1 juta perokok bantuan baru untuk berhenti. Kami akan mendanai skema 'swap to stop' nasional yang baru – yang pertama dari jenisnya di dunia,” ujar O’Brien menambahkan. 

Di bawah skema tersebut, Pemerintah Inggris akan menawarkan voucer kepada perempuan hamil yang mau menghentikan kebiasaan merokok. Inggris bertekad mengurangi jumlah perokok dari 13 persen menjadi lima persen atau lebih rendah dari angka tersebut.

Departemen Kesehatan Inggris mengungkapkan, meskipun rata-rata tingkat merokok di seluruh dunia lebih tinggi daripada di Inggris, tembakau masih menjadi penyebab kematian dan penyakit tertinggi yang dapat dicegah di negara tersebut. Pada 2021-2022, Inggris menggelontorkan dana sebesar 68 juta poundsterling untuk tindakan otoritas lokal agar orang berhenti merokok. 

Lewat pendanaan tersebut, Inggris berhasil membuat 100 ribu warganya berhenti merokok. Beban pada Layanan Kesehatan Nasional Inggris dianggap berkurang dengan menurunnya jumlah perokok. Sementara itu terkait vape, sejumlah pejabat kesehatan Inggris masih mengkritik benda tersebut. Mereka menyebut, popularitas vape di kalangan anak-anak dan remaja telah membuat mereka terpapar bahan kimia yang efek jangka panjangnya belum jelas.

Angka layanan kesehatan menunjukkan sembilan persen anak usia 11 hingga 15 tahun di Inggris telah menggunakan rokok elektrik pada 2021. Angka itu meningkat tiga persen jika dibandingkan tiga tahun sebelumnya. Pemerintah Inggris mengatakan akan membentuk unit penegak hukum yang didukung dana 3 juta poundsterling untuk mencegah penjualan ilegal vape kepada anak di bawah 18 tahun. 

sumber : Reuters
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement