REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua Umum Partai Golkar, Ahmad Doli Kurnia Tandjung mengatakan bahwa pernyataan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang mengakui ikut campur atau cawe-cawe adalah dalam konteks kepentingan bangsa. Apalagi Jokowi juga merupakan presiden selama dua periode sejak 2014 hingga 2024.
"Tentu Pak Jokowi punya kepentingan untuk penerus ke presiden berikutnya itu melanjutkan hal-hal baik yang belum tuntas gitu. Saya kira konteks cawe-cawe dalam konteks itu," ujar Doli di Gedung Nusantara, Kompleks Parlemen, Jakarta, Selasa (30/5/2023).
Adapun cawe-cawe terkait pemilihan umum (Pemilu) 2024, menurutnya semua pihak harus terlibat dalam kontestasi tersebut. Termasuk Jokowi yang juga kerap mendukung satu bakal calon presiden (capres).
"Prosesnya jelas, dalam mekanisme pilpres itu jelas bahwa penetapan capres dan cawapres ditetapkan oleh partai atau gabungan parpol. Saya kira kalaupun misalnya Pak Jokowi kan bukan ketum parpol, tentu saya kira keterlibatannya pasti keterlibatan secara profesional," ujar Doli.
Doli menjelaskan, keputusan terkait pasangan capres-cawapres merupakan kewenangan partai politik dalam pengusungannya. Tentu di dalamnya Jokowi boleh menitipkan visi dan misi keberlanjutan programnya.
"Saya katakan kalau kita menafsirkan cawe-cawe itu keterlibatan dalam proses pilpres yang harus kita jaga, yang harus kita perhatikan betul kemudian ada visi-misi yang dititipkan segala macam kan tidak ada masalah," ujar Ketua Komisi II DPR itu.
Pernyataan tegas disampaikan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam pertemuannya dengan para pimpinan media nasional. Jokowi menjawab suara yang selama ini menilainya cawe-cawe dalam urusan dengan partai politik.
"Untuk negara, saya cawe-cawe," ujar Jokowi di Istana Merdeka Jakarta, Senin (29/5/2023).
Ia pun menegaskan bahwa cawe-cawe yang dimaksudkannya itu adalah dalam urusan yang positif. Jokowi mengaku akan cawe-cawe untuk memastikan perekonomian negara berjalan baik. Jokowi juga menyatakan harus cawe-cawe agar pemilu nanti bisa berjalan secara demokratis.
Termasuk dalam urusan mengundang para pimpinan parpol, ditegaskannya sebagai upaya untuk memastikan negara ini tetap berjalan baik di masa mendatang. Hal yang disampaikannya dalam pertemuan dengan para pimpinan parpol, kata Jokowi, adalah soal kesempatan emas Indonesia yang tidak boleh dilewatkan. "Tiga belas tahun ke depan sangat menentukan," ujar Jokowi menegaskan.