Selasa 30 May 2023 17:33 WIB

Soal Kendaraan Listrik, Kadin Nilai Insentif Harus Tepat Sasaran

Pemerintah telah menebar insentif untuk penetrasi kendaraan listrik.

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Ahmad Fikri Noor
Ketua Umum Kadin Indonesia Arsjad Rasjid. Arsjad Rasjid menilai, awal mula kendaraan listrik masuk di Indonesia sayangnya bukan yang memiliki kualitas yang baik. Hal ini mempengaruhi kepercayaan pasar dan juga pilihan masyarakat.
Foto: Istimewa
Ketua Umum Kadin Indonesia Arsjad Rasjid. Arsjad Rasjid menilai, awal mula kendaraan listrik masuk di Indonesia sayangnya bukan yang memiliki kualitas yang baik. Hal ini mempengaruhi kepercayaan pasar dan juga pilihan masyarakat.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah telah menebar insentif untuk penetrasi kendaraan listrik yang lebih masif di Indonesia. Hanya saja, bahkan potongan Rp 7 juta per unit motor tak mampu mendongkrak penjualan motor listrik di Indonesia.

Ketua Kamar Dagang Indonesia (Kadin) Arsjad Rasjid menilai, awal mula kendaraan listrik masuk di Indonesia sayangnya bukan yang memiliki kualitas yang baik. Hal ini memengaruhi kepercayaan pasar dan juga pilihan masyarakat. Hal tersebut yang menurut Arsjad menjadi penghambat edukasi ke masyarakat soal manfaat kendaraan listrik.

Baca Juga

"Pasar belum antusias karena pada dahulu kala waktu yang mulai masuk kendaraan listrik itu unfortunately yang masuk itu bukan yang berkualitas atau kurang baik. Akhirnya penilaian orang itu barangnya jelek," kata Arsjad saat ditemui di Indonesia-Arab Saudi Bussines Forum, Selasa (30/5/2023).

Apalagi, kata Arsjad, pemerintah mestinya memberikan insentif yang lebih tepat sasaran. Untuk bisa membangun kendaraan listrik di Indonesia perlu ekosistem yang kuat. Dengan insentif yang tidak tepat sasaran maka penetrasi pasar menjadi lesu.