REPUBLIKA.CO.ID, ORDOS -- Sekitar 40 persen distribusi barang dengan menggunakan jalur kereta api Cina-Eropa ditopang melalui Daerah Otonomi Mongolia Dalam. "Mongolia Dalam terkait erat dengan dunia, dan pintu kami ke dunia luar akan terus terbuka lebih lebar," kata Direktur Jenderal Kantor Informasi Publik Pemerintah Daerah Otonomi Mongolia Dalam Jiang Xinhuidi Ordos, Selasa (30/5/2023).
Oleh sebab itu, pemerintahan setingkat provinsi di Cina tersebut akan terus mempercepat pembangunan infrastruktur. Jalur kereta api di daerah yang dihuni etnis minoritas Mongol itu telah tersambung jalur kereta api sepanjang 14.800 kilometer, terpanjang di Cina.
Total panjang jalan raya telah mencapai 216.000 kilometer sehingga semua kota dan prefektur terhubung dengan jalan bebas hambatan dan jalan raya. Daerah di wilayah utara Cina itu juga mempercepat pembangunan jalan tol ruas Hohhot, Baotou, Ordos, dan Ulanqab, serta Chifeng dan Tongliao agar terintegrasi dengan lingkar Beijing yang dapat ditempuh hanya dalam 2,5 jam.
Jaringan kereta api cepat Baotou-Yinchuan, Jining-Datong-Yuanping, sertabandar udara baru di Hohhot juga sedang dipercepat. Pembangunan infrastruktur baru seperti menara jaringan komunikasi berbasis 5G, pusat mahadata, dan pusat catu daya sedang dalam pengerjaan.
"Mongolia Dalam telah menjadi kawasan percobaan mahadata nasional secara komprehensif, gerbang internet internasional, dan pusat komputasi nasional yang menyalurkan lebih banyak sumber daya komputasi dari wilayah timur ke wilayah barat yang kurang berkembang," kata Jiang.
Daerah terluas ketiga di China dengan jumlah penduduk sekitar 24,1 juta jiwa itu bersebelahan dengan Rusia dan Mongolia dan dibatasi dengan garis sepanjang 4.200 kilometer. Pascapandemi Covid-19, Mongolia Dalam telah membuka 20 pos perbatasan, di antaranya Manzhouli yang berbatasan dengan Rusia dan Erenhot dengan Mongolia.
Pada 2022, produk domestik bruto Mongolia Dalam meningkat 4,2 persen menjadi 2,3 triliun yuan (Rp4,8 kuadriliun) dan pendapatan per kapita masyarakatnya juga naik 4,2 persen menjadi 96.474 yuan (Rp204 juta).